Rupiah Diprediksi Melemah Lagi, Terkait Ketegangan Geopolitik dan Kekuatan Dolar AS
Mata uang rupiah diprediksi akan kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/11/2024)
Suarajatimpost.com - Mata uang rupiah diprediksi akan kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/11/2024), seiring dengan kekhawatiran pasar terkait ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa situasi geopolitik yang sedang berlangsung menambah kecemasan pasar, terutama mengenai perang di Ukraina dan dampak perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif yang diambil oleh presiden terpilih AS, Donald Trump.
"Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang masih melanjutkan penguatan di tengah kekuatiran seputar perang di Ukraina dan tarif Trump," ungkap Lukman dalam catatannya pada hari Jumat.
Ia juga menyebutkan bahwa data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan turut mendukung penguatan dolar AS, dengan angka klaim mencapai 213 ribu, lebih rendah dibandingkan perkiraan ekonom yang sebesar 220 ribu.
“Namun mendekati level psikologis Rp 16.000 per dolar AS, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mengintervensi ke pasar,” tambahnya.
Lukman memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 15.850 hingga Rp 15.950 per dolar AS. Pada awal perdagangan, rupiah tercatat menguat tipis sebanyak tiga poin atau 0,02%, berada di level Rp 15.928 dibandingkan sebelumnya di Rp 15.931 per dolar AS. (**)
sumber: investo.id
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?