Ponpes di Jember Gandeng Anak Punk Ikut Berbuka Puasa dan Pengajian
Salah satu pengasuh Ponpes Al Ghofilin Muhammad Jaddin Hajad, acara berbuka puasa bersama dengan menggandeng belasan anak punk itu sudah berlangsung beberapa kali dan rutin dilakukan setiap tahun.
Kabupaten Jember SJP-- Belasan anak punk yang ada di Jember ikut dalam kegiatan Buka Puasa Bersama dan Pengajian Akbar di Ponpes Al Ghofilin Jember.
Dalam kegiatan yang digelar jelang waktu berbuka puasa, belasan anak punk belajar memahami agama Islam, mulai dari mengaji, dan ikut salat berjamaah.
Menurut salah satu pengasuh Ponpes Al Ghofilin Muhammad Jaddin Hajad, acara berbuka puasa bersama dengan menggandeng belasan anak punk itu sudah berlangsung beberapa kali dan rutin dilakukan setiap tahun.
"Acara bukber ini rutin kami lakukan setiap tahun. Untuk kemudian adanya teman-teman dari komunitas punk di Jember itu. InsyaAllah sudah sejak dua atau tiga tahun belakangan," kata pria yang juga akrab disapa Gus Jaddij itu, Senin (25/3).
Untuk kegiatan buka bersama yang dikemas dengan tajuk Kampung Ramadan di Masjid Al Ghofilin Jalan Hos Cokroaminoto 10, RT 05 RW 13, Kecamatan Kaliwates, Jember itu.
Kata Gus Jaddin sama halnya dengan acara buka bersama pada umumnya sejak 8 tahun yang lalu.
"Alhamdulillah sambutan dari masyarakat juga bagus, banyak juga komunitas yang ikut dalam acara Kampung Ramadan ini," ulasnya.
"Jadi dalam acara ini, kami adakan tausiyah sebelum berbuka dan nantinya ada sesi diskusi bersama dan ditutup dengan salat Maghrib berjamaah," lanjutnya.
Terkait acara yang diikuti oleh komunitas anak punk Jember. Kata Gus Jaddin, inisiatif dari panitia Kampung Ramadan.
"Tapi sebenarnya siapa pun boleh ikut. Muslim ataupun Non Muslim juga boleh hadir dalam acara ini. Kami tidak hanya berbuka bersama, tapi kami juga mengedepankan unsur kebersamaan. Agar kita juga bisa berbagi rasa dan kebahagiaan serta menjadi ajang untuk bersedekah juga," ungkapnya.
"Alhamdulillah kami juga menyediakan wadah bagi komunitas punk ini, karena stigma dari masyarakat untuk komunitas punk ini kurang baik. Jadi dalam acara ini kita kasih kepercayaan kepada anak-anak punk ini untuk bisa menjadi lebih baik," sambungnya.
Sementara itu menurut salah satu anggota komunitas anak punk di Jember, Tama Eka Wardana, adanya kegiatan yang diikuti oleh komunitasnya diakui sempat minder saat ikut dalam kegiatan.
"Sejujurnya ada acara ini, bahkan dikemas dengan tema Pun'k Ajian Akbar. Membuat kami minder awalnya. Dengan badan penuh tato, di lengan. Khawatir ibadah gak diterima," kata Tama
Namun setelah ikut kegiatan, lanjutnya, kemudian mendapat banyak ilmu agama Islam, Tama mengaku merasa mendapat pencerahan.
"Alhamdulillah manfaat, apalagi teman-teman yang biasanya nongkrong bareng di jalan. Ada suasana beda. Kami belajar ngaji, salat, juga diajak berbuka bersama. Alhamdulillah," ungkapnya.
"Kami bersyukur kepedulian terhadap kami masih ada. Terima Kasih Gus Baiqun dan pengurus Ponpes yang lain," imbuhnya.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?