Peringati HSN 2024, Ketua LKNU PCNU Jombang: Santri Garda Depan Pencegahan Penyakit Menular

Santri harus menjadi garda terdepan dalam pencegahan penyakit menular. Demikian ungkapan Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Hj. Rokhimah Riza M. Biomed.

21 Oct 2024 - 12:30
Peringati HSN 2024, Ketua LKNU PCNU Jombang: Santri Garda Depan Pencegahan Penyakit Menular
Ketua LKNU PCNU Jombang dr. Hj. Rokhimah Riza, M. Biomed krudung hijau saat hadir pada acara Halaqoh Kesehatan peringatan HSN 2024. (Fredi/SJP)

JOMBANG, SJP – Santri harus menjadi garda terdepan dalam pencegahan penyakit menular. Demikian ungkapan Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Hj. Rokhimah Riza M. Biomed.

Pernyataan itu disampaikan saat perempuan yang akrab disapa Ning Iim itu menghadiri halaqoh kesehatan dengan tema “Santri Sehat Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” di kantor pusat Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Jombang, Ahad (19/10/2024).
 
Ning Iim menyebut pentingnya menjaga kesehatan para santri sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. 

“Santri adalah salah satu elemen penting bangsa. Jika mereka sehat, maka masa depan Indonesia akan kuat. Santri garda depan pencegahan penyakit menular, ” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan halaqoh tersebut juga ditujukan sebagai kesempatan untuk memberikan edukasi kepada para santri tentang mengenai kesehatan.

“Santri harus menjadi pionir dalam menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan pesantren. Dengan itu, kita semua akan berkontribusi untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan kuat di masa depan,” terang Ning Iim. 

Sebanyak 180 santri mengikuti kegiatan tersebut. Mereka berasal dari sekolah di bawah naungan LP Ma’arif, RMI Jombang dan santri Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang.

“Halaqoh kesehatan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal menuju peningkatan standar kesehatan di pesantren-pesantren, yang sejalan dengan visi besar mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan generasi sehat, berdaya saing, dan berakhlak mulia,” pungkasnya. 

Halaqoh kesehatan itu membahas tiga topik utama yang memiliki relevansi dengan kondisi kesehatan pesantren dan masyarakat, yakni:

  1. Pengendalian dan pencegahan penyakit AIDS, TBC, dan malaria. Diskusi ini membahas ancaman penyakit menular seperti AIDS, TBC, dan malaria yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya pencegahan dan deteksi dini untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit tersebut di kalangan santri dan masyarakat luas.
  2. Sosialisasi rambu-rambu pesantren sehat dan bank sampah. Pembahasan ini menekankan pentingnya penerapan standar kesehatan di pesantren. Rambu-rambu pesantren sehat dihadirkan sebagai panduan dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat di pondok pesantren. Selain itu, konsep bank sampah juga diperkenalkan sebagai salah satu solusi pengelolaan sampah berbasis lingkungan di pesantren, yang tidak hanya mendukung kebersihan tetapi juga berpotensi memberikan nilai ekonomi.
  3. Sosialisasi sanitasi dan kebersihan. Sanitasi dan kebersihan di lingkungan pesantren menjadi isu krusial yang diangkat dalam halaqoh tersebut. Peserta mendapatkan informasi mengenai pentingnya akses air bersih, kebersihan toilet, dan pengelolaan sanitasi yang baik untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh lingkungan yang tidak higienis. (**) 

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow