Hampir Gaduh, Debat Ketiga Pilkada Jember Berakhir Permintaan Maaf dari Kedua Paslon

24 Nov 2024 - 11:30
Hampir Gaduh, Debat Ketiga Pilkada Jember Berakhir Permintaan Maaf dari Kedua Paslon
Debat publik Pilkada Kabupaten Jember ketiga berlangsung di Edelweiss Ballroom Cempaka Hotel. (Ulum/SJP)

JEMBER, SJP - Debat publik ketiga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jember berlangsung pada Sabtu (23/11/2024) malam di Edelweiss Ballroom Cempaka Hotel.

Debat terakhir itu berlangsung seru karena menjadi penutup rangkaian masa kampanye. Debat kali ini dipandu oleh dua orang moderator, yakni Shinta Noza dan Angga Wisudawan.

Dalam debat kali ini, pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Hendy-Firjaun mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misinya.

Namun sebelum penyampaian visi-misi dimulai, sempat terjadi insiden kecil. Paslon 1 mendapat teguran dari moderator, Shinta Noza, lantaran membawa atribut alat peraga kampanye (APK) berupa foto paslon.

“Dalam tata tertib telah disampaikan. Pasangan calon tidak diperkenankan menggunakan atribut apa pun. Termasuk dari HuCard, Bapak. Jadi hanya kertasnya saja, mohon izin,” tegur Shinta kepada paslon nomor urut 1.

Teguran itu membuat penonton menyoraki paslon 1. Melihat reaksi penonton yang berpotensi menimbulkan kegaduhan, kedua moderator langsung meminta mereka untuk tetap tenang, agar tetap kondusif.

“Mohon tenang, bapak, ibu. Mohon tenang. Bapak, Ibu, harap tertib. Kembali ke tempat masing-masing. Baik, terima kasih kerja samanya. Paslon 1 hanya menggunakan kertas sudah dilaksanakan. Terima kasih banyak,” ujar Shinta.

Angga juga menegaskan, bahwa atribut kampanye yang dimaksud Shinta adalah sesuatu yang terdapat foto, nomor urut, maupun tagline paslon tertentu.

“Jadi silakan Anda kembali ke tempat Anda masing-masing. Segera kita akan ikuti bersama visi dan misi yang akan disampaikan oleh pasangan calon nomor urut satu,” ucap Angga mengingatkan penonton.

Tidak terima calonnya ditegur, beberapa pendukung paslon 1 sempat melayangkan protes kepada moderator. Mereka meminta agar paslon 2 juga ditegur. Sebab, pasangan Fawait-Djoko juga menggunakan atribut kampanye berupa syal.

Shinta kemudian mengambil langkah bijak dengan menerima protes tersebut. Shinta langsung berkonsultasi dan meminta keterangan dari komisioner KPU Jember.

Salah satu komisioner KPU pun langsung menghampiri Shinta dan menyampaikan pandangannya terkait syal yang dikenakan paslon 2.

“Untuk paslon 2 hanya menggunakan batik. Tidak ada logo atau pun nomor atau pun foto. Aman ya, Bapak, Ibu,” ungkap Shinta menjawab protes pendukung paslon 1.

Setelah semuanya dipastikan kondusif, kedua moderator melanjutkan acara dengan mempersilakan paslon 1 membacakan visi dan misinya. Mereka diberi waktu maksimal 2 menit dimulai saat paslon berbicara.

Debat publik pamungkas itu pun berlangsung kondusif hingga ke sesi tanya jawab. Uniknya, ketika debat usai, paslon 1 maupun paslon 2 menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Kabupaten Jember.

"Kami meminta maaf kepada publik Jember. Jika ada salah kata dan tindakan apa pun yang kami sengaja atau tidak," ucap kedua paslon secara bergantian yang kemudian disambut tepuk tangan meriah dari kedua pendukung. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow