Nasib Transportasi Kota Malang, DPRD Dorong Angkot Gratis Bagi Pelajar dan Sistem BTS
Kondisi angkutan kota (angkot) di Malang saat ini mengalami penurunan jumlah penumpang.
MALANG, SJP - Kondisi angkutan kota (angkot) di Malang saat ini mengalami penurunan jumlah penumpang. Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Minto Rahardjo, menyatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum.
Salah satu langkahnya adalah berkoordinasi dengan Terminal Arjosari agar penumpang dapat terpusat di lokasi tersebut.
Menurut Minto, upaya ini akan lebih efektif jika disertai penertiban terhadap bus yang masih menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal.
“Setelah revitalisasi Terminal Arjosari, kami berencana agar bus wajib masuk terminal, sehingga angkot juga dapat mengoptimalkan penggunaan terminal,” ujarnya. Proses revitalisasi Terminal Arjosari ditargetkan selesai pada Januari mendatang.
Minto juga menekankan pentingnya memberikan kepastian moda transportasi penghubung bagi penumpang yang turun di terminal. Dalam hal ini, Kota Malang sangat mendukung penerapan program transportasi "Buy The Service" (BTS) dari pemerintah pusat.
Program ini memungkinkan subsidi angkutan umum untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik. Namun, menurut Minto, realisasi BTS membutuhkan kepastian dukungan dari pemerintah pusat karena keterbatasan anggaran daerah.
Terkait wacana angkutan kota gratis, Minto mengungkapkan kekhawatiran akan terjadinya tumpang tindih dengan layanan bus sekolah gratis yang sudah berjalan.
"Kami berharap operator angkutan kota dapat meningkatkan layanan, mengingat sistem operasional saat ini masih dikelola secara perseorangan," kata Minto.
Ia juga menambahkan, kemacetan di Kota Malang dapat diurai dengan transportasi publik yang terintegrasi, seperti yang diterapkan di negara maju. Namun, hal tersebut membutuhkan kesiapan infrastruktur dan armada yang matang.
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi, mendukung implementasi sistem BTS. Namun, Ia menilai kebijakan memasukkan angkutan kota ke terminal saja tidak cukup dan hanya bersifat parsial.
“Kami mendorong agar angkutan kota menjadi gratis untuk pelajar. Bus sekolah gratis memang ada, tapi cakupannya terbatas. Jika angkutan kota digratiskan, bus sekolah tetap dapat berjalan,” jelasnya.
Dito juga mendorong penataan trayek angkot agar lebih terstruktur. Ia berharap Pemerintah Kota Malang berani mengambil langkah nyata untuk menyediakan transportasi yang terjangkau, nyaman, dan efisien bagi masyarakat. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?