Menulis Dengan Tangan Dapat Tingkatkan Konektivitas Otak Dibandingkan Mengetik Pada Keyboard Laptop

Peningkatan konektivitas otak ini, yang sangat penting untuk membangun memori dan pengkodean informasi, mungkin menunjukkan bahwa menulis dengan tangan mendukung pembelajaran.

18 Feb 2024 - 03:30
Menulis Dengan Tangan Dapat Tingkatkan Konektivitas Otak Dibandingkan Mengetik Pada Keyboard Laptop
Konektivitas otak meningkat saat seseorang menulis dengan tangan dibandingkan saat mengetik di keyboard laptop atau komputer (psypost/SJP)

Oslo, SJP – Penggunaan pulpen dan kertas semakin ditinggalkan di era serba digital ini.

Para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia melakukan penelitian bahwa mereka yang menulis dengan tangan justru melibatkan konektivitas otak lebih tinggi dibandingkan menulis dengan keyboard.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa saat menulis dengan tangan, pola konektivitas otak jauh lebih rumit dibandingkan saat mengetik di keyboard,” kata Prof Audrey van der Meer, peneliti otak di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia. 

Pria yang juga penulis studi yang diterbitkan di Frontiers dalam Psikologi ini mengatakan konektivitas otak sangat krusial.

“Konektivitas otak yang luas diketahui sangat penting untuk pembentukan memori dan pengkodean informasi baru, sehingga bermanfaat untuk pembelajaran,” lanjutnya.

Para peneliti menunjukkan bahwa konektivitas antara wilayah otak yang berbeda akan lebih rumit ketika huruf dibentuk dengan tangan.

Peningkatan konektivitas otak ini, yang sangat penting untuk membangun memori dan pengkodean informasi, mungkin menunjukkan bahwa menulis dengan tangan mendukung pembelajaran.

Ketika perangkat digital semakin menggantikan pena dan kertas, membuat catatan dengan tangan menjadi semakin jarang dilakukan di sekolah dan universitas.

Disarankan menggunakan keyboard karena sering kali lebih cepat daripada menulis dengan tangan meski ternyata hal ini justru mengurangi akurasi ejaan dan daya ingat.

Untuk mengetahui apakah proses pembentukan huruf dengan tangan menghasilkan konektivitas otak yang lebih baik, para peneliti di Norwegia kini menyelidiki jaringan saraf yang mendasari kedua cara menulis tersebut.

Para peneliti mengumpulkan data electroencephalogram (EEG) dari 36 mahasiswa yang berulang kali diminta untuk menulis atau mengetikkan kata yang muncul di layar. 

Saat menulis, mereka menggunakan pena digital untuk menulis kursif langsung di layar sentuh.

Saat mengetik mereka menggunakan satu jari untuk menekan tombol pada keyboard. EEG berdensitas tinggi, yang mengukur aktivitas listrik di otak menggunakan 256 sensor kecil yang dijahit dalam jaring dan ditempatkan di atas kepala, direkam selama lima detik untuk setiap perintah.

Konektivitas wilayah otak yang berbeda meningkat ketika peserta menulis dengan tangan, namun tidak ketika mereka mengetik.

“Temuan kami menunjukkan bahwa informasi visual dan gerakan yang diperoleh melalui gerakan tangan yang dikontrol secara tepat saat menggunakan pena berkontribusi besar terhadap pola konektivitas otak yang mendorong pembelajaran,” kata van der Meer. 

Meski peserta menggunakan pena digital untuk menulis tangan, para peneliti mengatakan bahwa hasilnya diharapkan sama jika menggunakan pena asli di atas kertas.

“Kami telah menunjukkan bahwa perbedaan aktivitas otak berkaitan dengan kehati-hatian dalam membentuk huruf saat menulis dengan tangan sambil lebih memanfaatkan indra,” jelas van der Meer. 

Karena gerakan jari yang dilakukan saat membentuk huruflah yang meningkatkan konektivitas otak, menulis dalam bentuk cetak juga diharapkan memiliki manfaat pembelajaran yang serupa dengan menulis kursif.

Sebaliknya, gerakan sederhana menekan tombol dengan jari yang sama berulang kali justru kurang merangsang otak.

“Hal ini juga menjelaskan mengapa anak-anak yang telah belajar menulis dan membaca di tablet, dapat mengalami kesulitan dalam membedakan huruf-huruf yang merupakan bayangan cermin satu sama lain, seperti ‘b’ dan ‘d’. Mereka benar-benar belum merasakan dengan tubuh mereka bagaimana rasanya menghasilkan surat-surat itu,” kata van der Meer.

Temuan mereka menunjukkan perlunya memberi siswa kesempatan untuk menggunakan pena, dibandingkan menyuruh mereka mengetik di kelas, kata para peneliti.

Pedoman untuk memastikan bahwa siswa menerima setidaknya minimal instruksi tulisan tangan bisa menjadi langkah yang memadai.

Misalnya, pelatihan menulis kursif telah diterapkan kembali di banyak negara bagian Amerika pada awal tahun ini meski tetap penting untuk mengikuti kemajuan teknologi yang terus berkembang. 

Hal ini mencakup kesadaran tentang cara menulis yang mana yang menawarkan lebih banyak keuntungan dalam situasi apa.

“Ada beberapa bukti bahwa siswa belajar lebih banyak dan mengingat lebih baik ketika membuat catatan kuliah dengan tulisan tangan, sementara menggunakan komputer dengan keyboard mungkin lebih praktis ketika menulis teks atau esai yang panjang,” van der Meer menyimpulkan.(**)

Sumber: Psypost

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow