Menilik Kesempatan Pendidikan hingga Karier di Jerman: GSHEF 2024 Sukses Menarik Minat Pelajar Indonesia

GSHEF 2024 kembali menarik perhatian dengan kehadiran 11 organisasi dan universitas yang berpartisipasi, baik secara langsung maupun daring.

22 Sep 2024 - 08:30
Menilik Kesempatan Pendidikan hingga Karier di Jerman: GSHEF 2024 Sukses Menarik Minat Pelajar Indonesia
Mike Neuber mendampingi peserta GSHEF 2024 sekaligus menyapa instansi yang mengikuti kegiatan secara daring (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Jerman telah lama menjadi salah satu negara tujuan utama bagi mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan pendidikan, bahkan saat ini tercatat lebih dari 400.000 mahasiswa asing yang terdaftar di berbagai universitas di seluruh negeri.

Tidak hanya menawarkan sistem pendidikan berkualitas, hadirnya beragam program pendidikan kejuruan seperti 'ausbildung' yang memungkinkan seseorang untuk bekerja sekaligus belajar di Jerman menjadikannya pilihan menarik bagi banyak calon mahasiswa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Pameran pendidikan German-Swiss Higher Education Fair (GSHEF) 2024 yang sukses digelar oleh Wisma Jerman pada Sabtu (21/9) kemarin di Artotel TS Suites Surabaya menjadi bukti nyata tingginya minat pelajar dan mahasiswa untuk melanjutkan studi maupun menempuh karier di 'Negeri Panzer' itu.

Saat ditemui, Mike Neuber, selaku Direktur Utama Wisma Jerman mengungkapkan bahwa GSHEF tahun ini berfokus pada penyediaan informasi komprehensif mengenai pendidikan di Jerman, baik melalui jalur universitas maupun program kejuruan.

"Di GSHEF 2024, kami menawarkan informasi yang komprehensif mengenai peluang pendidikan dan karier di Jerman, baik melalui kuliah di universitas maupun melalui program vokasi 'ausbildung' yang saat ini sedang populer,” ujar Mike, Minggu (22/9).

GSHEF sendiri pertama kali diadakan pada tahun 2012 di Wisma Jerman, kini di tahun 2024 kembali menarik perhatian dengan kehadiran 11 organisasi dan universitas yang berpartisipasi, baik secara langsung maupun daring. 

Mike menyebut bahwa institusi yang berpartisipasi dalam GSHEF edisi kali ini diantaranya adalah DAAD (Lembaga Pertukaran Akademis Jerman), Goethe-Institut selaku perwakilan resmi untuk perkenalan bahasa dan budaya Jerman di seluruh dunia, serta universitas terkemuka seperti Universitas Duisburg-Essen, Paderborn, dan Leibniz University Hannover dsb.

“Dulu yang hadir lebih banyak fasilitator atau perwakilan yang ada di indonesia, sekarang mereka sudah bersedia hadir secara langsung,” jelasnya.

Mike juga mengungkapkan bahwa tren menunjukkan bahwa semakin banyak generasi muda Indonesia yang tertarik dengan pendidikan kejuruan di Jerman, sejalan dengan meningkatnya promosi dan kemudahan akses dari pemerintah Jerman. 

"Di Jerman itu sebagian besar pendidikan vokasi standar memerlukan pengakuan gelar profesional secara hukum, dan saat ini semakin banyak ijazah gelar atau sertifikasi dari luar negeri yang diakui oleh pemerintahan Jerman," tambahnya.

Mike sempat membeberkan bahwa setiap tahunnya dibutuhkan sekitar 2 juta orang tenaga ahli di Jerman secara keseluruhan, dan saat ini sekitar 10 persen diantaranya harus didatangkan dari luar negeri, yang diprediksi akan terus meningkatkan hingga 500 ribu kebutuhan tenaga dari luar di tahun 2050.

"Saat ini sangat dibutuhkan tenaga di bidang kesehatan dan konstruksi, namun tetap ada peluang-peluang di industri lain seperti tenaga IT, transportasi seperti truk, hingga ahli di bidang energi hijau," bebernya.

Meski acara ini tidak memiliki target khusus terkait berapa jumlah pelajar yang akan berangkat ke Jerman, namun Mike menargetkan setidaknya 300 orang hadir untuk menggali informasi lebih dalam mengenai beragam peluang yang terbuka di Jerman.

“Karena memang GSHEF ini lebih difokuskan untuk menyediakan platform informasi, jadi peserta itu bisa mendapatkan masukan, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman agar memantapkan persiapan mereka sebelum memutuskan untuk berangkat ke Jerman," terang Mike.

Salah satu persiapan utama yang ditekankan oleh Mike bagi siapa saja yang ingin melanjutkan pendidikan dan karier di Jerman adalah kemampuan berbahasa Jerman, karena apapun yang akan dilakukan seseorang saat pergi ke Jerman, tanpa kemampuan berkomunikasi akan malah menyulitkan mereka disana.

Sebagai pusat belajar bahasa, budaya dan ekonomi Jerman yang ada di Indonesia, khususnya Surabaya, Wisma Jerman menyediakan kursus bahasa Jerman dari tingkat pemula hingga mahir, bahkan juga memfasilitasi ujian sertifikasi yang diperlukan untuk studi di Jerman, yakni Goethe-Zertifikat.

“Kami menawarkan kursus dari level A1 hingga C2, biasanya persyaratan untuk mengikuti beragam program di Jerman paling tidak harus sudah mencapai level menengah atau B1," paparnya.

Melihat keberhasilan GSHEF 2024, harapan besar disematkan oleh Mike pada masa depan hubungan antara Indonesia dan Jerman, yang mana akan menghasilkan solusi baik untuk semua pihak yang terlibat.

"Harapannya untuk anak-anak yang berangkat ke Jerman bisa mendapatkan pendidikan berkualitas dan diakui di seluruh dunia, agar kedepan peluang-peluang karier semakin terbuka lebar untuk mereka," harap mike.

"Yang kedua, untuk negara Indonesia juga bisa mendapat tenaga ahli terampil yang dididik di Jerman, untuk nantinya kembali ke sini dan bisa berkontribusi terhadap ekonomi dan masyarakat Indonesia," sambungnya.

"Dan untuk Jerman yang memang saat ini ada kebutuhan tinggi untuk tenaga ahli dari luar negeri karena di Jerman kurang generasi muda, kehadiran tenaga ahli dan generasi muda dari luar negeri bisa membantu agar ekonomi dan sistem sosial di Jerman tetao berjalan," pungkasnya.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow