Mengenal Yadnya Kasada, Upacara Adat Suku Tengger di Gunung Bromo sebagai Ungkapan Syukur

Ritual ini diselenggarakan setiap tahun pada bulan ke-12 (Kasada)

08 Oct 2024 - 13:01
Mengenal Yadnya Kasada, Upacara Adat Suku Tengger di Gunung Bromo sebagai Ungkapan Syukur
Sesajen masyarakat suku Tengger diletakkan di bibir kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (18/7/2019). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww

Suarajatimpost.com - Yadnya Kasada merupakan upacara adat tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Suku Tengger di Jawa Timur. Ritual ini diselenggarakan setiap tahun pada bulan ke-12 (Kasada), tepatnya pada hari ke-15 menurut penanggalan Suku Tengger. Yadnya Kasada diadakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Dalam upacara ini, masyarakat Suku Tengger mempersembahkan hasil pertanian dan peternakan kepada Sang Hyang Widhi serta para leluhur dengan cara melarung sesaji di kawah Gunung Bromo. "Larung sesaji berupa hasil bumi, palawija dan ternak ini adalah bentuk rasa syukur warga Tengger kepada Tuhan. Sesaji yang telah diberikan mantra ini kemudian dilarung di kawah Gunung Bromo," ungkap Romo Dukun Supayadi, seperti dilansir dari situs Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur.

Para warga Suku Tengger membawa persembahan dengan berjalan kaki dari dasar Gunung Bromo menuju kawahnya. Mereka meyakini bahwa melarung hasil sesaji ini dapat menjaga keharmonisan antara manusia, alam, Tuhan, dan para leluhur, serta membawa berkah bagi semesta.

Sejarah Yadnya Kasada

Sejarah mencatat bahwa Suku Tengger telah ada di Jawa Timur sejak masa Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-13. Mereka percaya bahwa mereka merupakan keturunan dari Rara Anteng dan Joko Seger, dua tokoh legendaris yang menjadi dasar pelaksanaan upacara Yadnya Kasada. Dikisahkan bahwa Joko Seger adalah seorang putra Brahmana dari kerajaan Majapahit Kuno yang jatuh cinta dan menikah dengan Roro Anteng, putri dari kerajaan Brawijaya Singasari. Mereka kemudian membangun negeri di lereng Gunung Bromo, yang dikenal sebagai tanah Tengger.

Setelah 20 tahun menikah tanpa anak, mereka bertapa di Gunung Bromo dan mendengar suara yang mengatakan bahwa jika mereka dikaruniai anak, anak terakhir mereka harus dipersembahkan kepada kawah. Akhirnya, mereka dianugerahi 25 anak, namun mereka lupa akan janji tersebut. Ketika anak bungsu mereka, Raden Usuma, hilang saat bermain, ia menyampaikan bahwa hidupnya sudah nyaman di tempat itu. Ia mengingatkan bahwa nanti, anak cucunya harus mengirim sesaji hasil bumi pada bulan 15 malam 16 bulan Kasada. Inilah yang menjadi awal mula pelaksanaan Upacara Adat Kasada.

Prosesi Upacara Adat Yadnya Kasada

Menurut jurnal yang ditulis oleh Meidinata, upacara adat Yadnya Kasada terdiri dari beberapa prosesi, antara lain pengambilan air suci, pembukaan hari raya Kasada, dan ritual di Poten (Pura). Berikut adalah urutan prosesi dalam upacara ritual Kasada:

1. Persiapan upacara
2. Uyon-uyon (kidung-kidung)
3. Nglukat umat (penyucian tempat sembahyang)
4. Pembacaan Kitab Suci Weda
5. Pembacaan sejarah Kasada, termasuk cerita pernikahan Rara Anteng dan Joko Seger
6. Nglukat umat (penyucian jiwa umat)
7. Muspa atau persembahyangan
8. Doa pascasembah
9. Pemilihan calon dukun
10. Labuhan sesajen
11. Slametan desa

Yadnya Kasada bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya masyarakat Suku Tengger. (**)

sumber: tirto.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow