Mengenal Beragam Dialek Bahasa Jawa di Jawa Timur, Kekayaan Budaya yang Harus Dilestarikan

Jawa Timur juga memiliki keunikan dalam hal bahasa.

08 Nov 2024 - 23:01
Mengenal Beragam Dialek Bahasa Jawa di Jawa Timur, Kekayaan Budaya yang Harus Dilestarikan
Ilustrasi Bahasa Jawa (Foto: shutterstock/syarifmaalwan)

JAWA TIMUR, SJP - Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya, tidak hanya terkenal karena keindahan alam dan kekayaan kulinernya. Di balik itu semua, Jawa Timur juga memiliki keunikan dalam hal bahasa. Mungkin kalian sudah tahu bahwa di Jawa Timur ada tiga bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat, yaitu Bahasa Bajo, Bahasa Jawa, dan Bahasa Madura. Namun, kali ini, kita akan lebih fokus pada bahasa Jawa yang menjadi salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di provinsi ini.

Keberagaman Dialek Bahasa Jawa di Jawa Timur

Bahasa Jawa sendiri tidaklah tunggal, melainkan memiliki beberapa dialek yang berbeda-beda, tergantung dari wilayah mana bahasa itu dituturkan. Di Jawa Timur, ada empat dialek utama yang digunakan oleh masyarakat, yaitu dialek Jawa Timur, dialek Osing, dialek Tengger, dan dialek Solo-Yogya. Masing-masing dialek ini memiliki karakteristik yang berbeda, meskipun semuanya masih termasuk dalam kelompok bahasa Jawa.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh petabahasa.kemdikbud.go.id, perbedaan antara keempat dialek bahasa Jawa ini cukup signifikan, dengan tingkat perbedaan sekitar 52% hingga 64%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berasal dari bahasa yang sama, setiap daerah memiliki cara berbicara yang khas dan unik.

Dialek Jawa Timur

Dialek Jawa Timur, atau sering disebut juga dengan dialek Surabaya, merupakan dialek yang digunakan di sekitar Surabaya, ke arah timur sampai ke Jember, ke arah utara sampai Kabupaten Malang, dan ke arah Barat sampai Bojonegoro. Dialek ini memiliki ciri khas dalam pengucapan yang lebih cepat dan tegas, serta penggunaan kosakata yang berbeda dibandingkan dengan dialek-dialek Jawa lainnya.

Dialek Jawa Timur cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa Madura dan bahasa Melayu, mengingat kedekatannya dengan pulau Madura dan wilayah pesisir. Jika kalian pernah mendengar orang Surabaya berbicara, pasti merasa ada perbedaan yang mencolok dengan dialek Jawa dari Solo atau Yogyakarta.

Dialek Osing

Dialek Osing adalah dialek bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Banyuwangi, tepatnya di kecamatan Banyuwangi, Srono, dan Kalipuro. Dialek ini memiliki ciri khas yang sangat kuat dan unik, yang membedakannya dari dialek Jawa Timur pada umumnya. 

Salah satu perbedaan mencolok dari dialek Osing adalah dalam pengucapan dan pilihan kata yang digunakan. Dialek ini dipengaruhi oleh budaya Bali dan Sunda, mengingat letak geografis Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali. Dialek Osing ini juga masih digunakan secara aktif oleh masyarakat setempat, bahkan dalam acara adat dan perayaan budaya.

Dialek Tengger

Dialek Tengger adalah dialek yang digunakan oleh masyarakat Tengger, yang tinggal di daerah pegunungan Tengger, terutama di kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Dialek ini memiliki ciri khas yang sangat kental, karena masyarakat Tengger dikenal sebagai kelompok etnis yang relatif terisolasi dan masih memegang teguh tradisi serta adat-istiadat leluhur mereka.

Karakteristik dialek Tengger termasuk pengucapan kata yang berbeda dengan dialek Jawa lainnya, serta penggunaan kosakata yang seringkali tidak dipahami oleh orang yang terbiasa menggunakan dialek Jawa lainnya. Dialek ini sangat erat kaitannya dengan budaya adat dan ritual agama yang masih dilestarikan oleh masyarakat Tengger hingga saat ini.

Dialek Solo-Yogya

Dialek Solo-Yogya, atau yang sering disebut juga dengan dialek Jawa Mataraman, digunakan oleh masyarakat di daerah Madiun dan sekitarnya, bahkan hingga ke bagian barat Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Dialek ini merupakan dialek yang paling umum dikenal sebagai "Bahasa Jawa" oleh banyak orang, karena banyak digunakan di pusat kebudayaan Jawa, seperti Solo dan Yogyakarta.

Dialek Solo-Yogya cenderung lebih halus dan lebih terstruktur dibandingkan dengan dialek-dialek Jawa lainnya. Dalam dialek ini, terdapat banyak tingkatan bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi dan lawan bicara, dari yang sangat formal hingga yang lebih santai. Dialek ini juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan seni dan sastra Jawa.

Mengapa Keberagaman Dialek Ini Penting?

Keberagaman dialek dalam bahasa Jawa di Jawa Timur bukanlah sebuah hal yang perlu dipandang sebelah mata. Sebaliknya, ini adalah bagian dari kekayaan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga. Setiap dialek membawa ciri khasnya masing-masing, yang mencerminkan sejarah, budaya, dan adat istiadat masyarakat setempat.

Selain itu, pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan dialek ini dapat membantu mempererat hubungan antarwarga di Provinsi Jawa Timur. Dalam kehidupan sehari-hari, dialek-dialek ini tidak hanya digunakan dalam percakapan biasa, tetapi juga dalam upacara adat, seni pertunjukan, dan berbagai aspek budaya lainnya. Dengan demikian, keberagaman dialek bahasa Jawa di Jawa Timur juga menjadi salah satu unsur yang memperkaya identitas budaya Indonesia.

Jadi, Dialek Apa yang Kamu Gunakan?

Kini, kalian bisa lebih memahami betapa beragamnya dialek bahasa Jawa yang ada di Jawa Timur. Jika kamu tinggal di Magetan, mungkin kamu lebih sering mendengar dan menggunakan dialek Jawa Solo-Yogya, mengingat posisi geografis Magetan yang dekat dengan Jawa Tengah. Namun, jika kamu berkunjung ke Banyuwangi, kamu akan merasakan betapa khasnya dialek Osing yang sangat berbeda.

Keberagaman ini menunjukkan bahwa bahasa Jawa bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis dan selalu berkembang sesuai dengan zaman dan lingkungan sosialnya. Mari kita jaga dan lestarikan keberagaman budaya ini, termasuk dialek-dialek bahasa yang ada, agar tetap bisa dinikmati dan dihargai oleh generasi mendatang. (**)

sumber: kominfo.magetan.go.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow