Melalui Buku, Kades di Jombang Kenalkan Sejarah Desa Pada Generasi Muda

Kepada Desa Tinggal, Mohamad Madram berusaha mengenalkan sejarah desa kepada anak cucu melalui buku. Sejarah membuat kita bangga kepada para tetua.

03 Feb 2024 - 04:45
Melalui Buku, Kades di Jombang Kenalkan Sejarah Desa Pada Generasi Muda
Kepala Desa Tinggar, Mohamad Madram menunjukkan buku 'Tinggal Merawat Sejarah'. (Foto : Fredi/SJP)

Kabupaten Jombang, SJP - Mengenalkan sejarah membuat generasi muda dan anak cucu mencintai desanya. Ada babak lama usaha dari tetua yang mesti dikenal. Bukan soal penanggalan saja, tapi lebih pada jerih payah membangun daerah yang bernama desa. 

Upaya nyata mengenalkan sejarah kepada pemuda dilakukan oleh sebuah desa di Kabupaten Jombang. Yakni, Desa Tinggar Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Desa ini terdapat tiga dusun, Tinggar, Rejosari dan Banjaranyar.

Kepala Desa Tinggar, Mohamad Madram patut berbangga, ada buku berjudul 'Tinggar Merawat Sejarah', karya Dian Sukarno di Tahun 2020 bisa diwariskan untuk generasi muda di Desanya. 

Dalam sebuah sesi wawancara kepada wartawan beberapa waktu lalu, Mohamad Madram mengulas sekelumit asal - usul penamaan Tinggar. Media suarajatimpost menulis ulang sesuai dengan izin dari redaksi media tempat wartawan tersebut bekerja. 

Singkatnya, Desa Tinggar ini diambil dari sebuah pohon Beringin jenis Iprik berukuran besar. Pohon itu memiliki keanehan, separuh kayunya hidup dan separuhnya mati. Masyarakat tempo dulu menyebut Beringin itu pohon mati sak igar, yang kemudian menjadi nama Desa Tinggar.

“Pohonnya besar dan sangat rindang, pohon itu berada disekitar makam Mbah Kitul (pembabad Desa Tinggar),” kata Madram. 

Menurut Madram, muasal Desa Tinggar tak lepas dari keberadaan pasukan Ronggolawe yang kala itu bersembunyi dari serangan pasukan Majapahit. 

“Akhirnya pasukan Ronggolawe bersembunyi di desa ini, kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas atau kelompok masyarakat," terang Madram. 

Kala itu, sesepuh dari kelompok bernama Mbah Kitul dan Nek Tarwihah, makamnya sampai sekarang masih ada dan tetap dirawat oleh masyarakat. 

Usai keberadaan Mbah Kitul, pada periode Mataram Islam datang dua orang utusan dari kerajaan. Mereka Iromoyo dan Iropati, untuk melakukan pengecekan kawasan yang menjadi cikal bakal Desa Tinggar. 

“Tujuan mereka berdua datang kesini untuk melakukan penelitian tentang Majapahit atau telik sandi,” ungkapnya. 

Pada upaya telik sandi, keduanya lantas mendapati sebuah pohon Beringin Iprik yang kondisi batangnya mati separuh itu. 

Sepenggal cerita tersebut diakui Kepala Desa Tinggar, Mohamad Madram terangkum dalam buku Tinggar Merawat Sejarah. (**) 

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow