Makna Sedekah Untuk Enterprenuer Dalam Perspektif Islam

"Berikanlah sedekah meski hanya sepotong kurma".

16 Feb 2024 - 02:15
Makna Sedekah Untuk Enterprenuer Dalam Perspektif Islam
Ilutrasi Hafid/SJP

"Berikanlah sedekah meski hanya sepotong kurma." (Al-Hadis)

Kutipan Hadis di atas menekankan keutamaan berbagi sesuai dengan kemampuan dan keadaan kita. 

Berbagi, akan menciptakan multiplier effect bagi kehidupan manusia yang lebih harmonis. 

Efek berbagi mengarah kepada perputaran kehidupan di semua sendi yang diibaratkan roda, hanya bisa berputar karena ada gaya yang diberikan oleh sistem. 

Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat perputaran roda asalkan tidak mengalami gaya gesekan yang menghalangi.

Apabila berbagi merupakan perbuatan mulia, dari mana kita melakukannya? Salah satu caranya adalah dengan entrepreneurship. 

Para ahli saat ini mengakui bahwa entrepreneurship selain berorientasi pada "wealth creation" juga mengarah pada nilai tambah sosial seperti pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan manusia. 

Para pengusaha yang memposisikan sebagai agen sosial menggunakan entrepreneurship untuk memberikan solusi masalah sosial dan lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan.

Implementasinya antara lain adalah program tanggung jawab sosial atau kegiatan filantropi yang sarat dengan berbagi.

Bahkan dalam Islam, keimanan tak hanya berkaitan dengan kesalehan individual dalam ritual ibadah, melainkan juga diwujudkan dalam bangunan sosial. 

Perspektif modern juga menjustifikasi bahwa korporasi adalah wakil masyarakat yang memiliki peran dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat dalam berbagai kondisi. 

Karenanya, dalam sudut pandang ekonomi Islam disebut keadilan sosial, yaitu hubungan bisnis dan masyarakat merupakan kesatuan alami.

Iman akan melahirkan dua kesadaran para pengusaha. 

Pertama, faktor produksi merupakan ciptaan dan milik Allah, artinya bahwa kepemilikan manusia sangat relatif dan terbatas. Maka kepatuhan untuk mencari harta yang halal dan meninggalkan yang haram menjadi sesuatu yang penting karena manfaatnya akan kembali kepada manusia. 

Kedua, tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Maka setiap usaha manusia dalam konteks bisnis bisa bernilai ibadah kepada Allah dengan tetap berpegang pada ajaran-ajaran (syariah). Islam.

Karena itu, berbagi yang diwujudkan dalam kegiatan tanggung jawab sosial atau filantropi bagi para pengusaha adalah pengamalan ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW menguraikan tujuh manfaat berbagi (sedekah) yaitu melindungi dari bencana, menyembuhkan penyakit, menjaga harta, memadamkan amarah Tuhan, menjalin keakraban dan kasih sayang dengan sesama, melembutkan hati dan menambah umur.

Perlu disadari pula, bahwa para pengusaha yang menjalankan bisnis saat ini, bisa eksis dan berkembang juga karena "peran orang lain" yang tak terhitung jumlahnya. Saat orang lain (karyawan, supplier, pembeli, rekanan, keluarga, dan sebagainya) masuk melalui ranah pengabdian dalam bisnis kita, ada kerinduan untuk mengabdi melalui kegiatan memberi dan berbagi. Keinginan berbuat baik kepada orang lain adalah fitrah atau bakat bawaan manusia. Dan agama Islam diturunkan oleh Allah SWT mengembangkan bakat bawaan manusia agar tumbuh dan tidak disorientasi.

Bisnis laksana kubah. Setiap perilaku pengusaha adalah gema atau pantulan dari perilaku yang lain. Lakukanlah kebaikan, maka kebaikan itu akan kembali. Jika kebaikan itu bukan dari seseorang, maka ia akan dari orang lain. Kita tidak mengetahui dari sisi mana kebaikan itu akan datang, tetapi kebaikan itu akan datang berkali lipat dengan kebaikan yang kita berikan.

Islam mendorong para pengusaha untuk berbagi demi kebahagiaan manusia. Karena itu, saatnya mereka membangun budaya baru yaitu membudayakan kebahagiaan berbagi dan berbagi kebahagiaan. Dan, entrepreneurship adalah salah satu pintunya.

Penulis : Dr. Helmi Muhammad SE MM, Wakil Rektor II Universitas Raden Rahmat Malang, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Anggota MUI Jawa Timur

Disclaimer : Segala isi di rubrik OPINI, baik berupa teks, foto, maupun gambar merupakan pendapat pribadi penulis dan segala konsekuensi bukan menjadi tanggung jawab redaksi.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow