KPPU Gandeng Dua Ormas Besar Ciptakan Sejuta Penyuluh UMKM Optimalisasi Harga Pangan
KPPU juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk program penyuluhan UMKM. Target sejuta penyuluh ini akan difokuskan pada wilayah dengan jumlah UMKM terbanyak, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Surabaya, SJP - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjalin kerjasama dengan ormas Muhammadiyah dan NU dalam rangka mewujudkan target sejuta penyuluh UMKM di seluruh Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Anggota KPPU RI, Rhido Jusmadi, dalam sebuah pertemuan di Surabaya guna optimalisasi harga pangan normal terjangkau dan merata tepat sasaran ke seluruh lapis masyarakat.
"Kerjasama ini penting untuk mencapai target satu juta penyuluh," ungkap Rhido, Rabu (17/4/).
KPPU juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk program penyuluhan UMKM. Target sejuta penyuluh ini akan difokuskan pada wilayah dengan jumlah UMKM terbanyak, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pentingnya Penyuluh UMKM
Kepala Kanwil IV KPPU, Dendy R Sutrisno tegaskan penting dan perlunya tumbuhkan penyuluh UMKM disebabkan oleh masalah kemitraan yang seringkali tidak adil.
Dicontohkannya, dalam produksi sawit, UMKM tidak dilibatkan dalam perjanjian awal, sehingga mereka tidak mendapat akses ke teknologi dan pemberdayaan yang memadai.
"Sehingga upaya mitra kecil tidak akan pernah naik kelas. Ini menjadi penting bagi KPPU untuk mengembalikan konsep kemitraan yang adil," jelas Dendy.
Menurut KPPU, konsep kemitraan di Indonesia masih bias. Kemitraan yang ideal adalah ketika UMKM dilibatkan dalam core business pelaku usaha besar sebagai mitranya.
Dengan demikian, UMKM dapat berkembang dan naik kelas. Harapan dan Upaya KPPU mendatang jelas optimis berharap dengan adanya penyuluh UMKM, kemitraan yang adil dapat terwujud. Sebab, peran penyuluh UMKM dapat membantu KPPU dalam hal pelaporan, pengaduan antara pelaku usaha besar dan UMKM, serta edukasi.
KPPU telah menjalin kerjasama dengan 15 perguruan tinggi di wilayahnya dan membentuk satuan tugas pengawasan implementasi kemitraan di bidang peternakan di tiap provinsi.
Faktor utama dalam hal tersebut saling membentuk mata rantai antara produsen dan konsumen semakin bertumbuh positif dna sehat menjalankan usaha bidang pangan sampai kepada peternakan.
Termasuk mencakup pantauan harga bahan pangan pasca Idul Fitri 1445 H yang sedang berlangsung kini. KPPU memaparkan laporan hasil pantauan harga bahan pangan secara umum yakni terkendalinya harga pangan meski mengalami kenaikan di beberapa komoditas.
"Pasokan dan ketersediaan bahan pangan pun relatif terjaga," ulasnya.
Adapun beberapa pantauan langsung di lapangan tim KPPU berdasarkan pantauan di Pasar Tambakrejo pada 16 April 2024, tercatat harga beberapa bahan pangan mengalami sedikit peningkatan, seperti beras Premium (dari Rp. 14.953/kg menjadi Rp. 15.500/kg), daging ayam (dari Rp. 35.709/kg menjadi Rp. 38.000/kg), dan telur ayam (dari Rp. 27.618/kg menjadi Rp. 28.000/kg).
Di sisi lain, beberapa bahan pangan juga mengalami penurunan harga, seperti beras medium (dari Rp. 11.658/kg menjadi Rp. 10.500/kg) dan gula pasir (dari Rp. 16.909/kg menjadi Rp. 16.500/kg).
Mendatang, sebut Dendy pihak KPPU Kanwil IV mendorong stakeholder untuk bersama-sama melakukan upaya stabilisasi harga dan persiapan, tidak hanya pada jelang hari besar keagamaan, namun sepanjang tahun.
"KPPU terus berupaya untuk mewujudkan persaingan usaha yang adil dan meningkatkan kesejahteraan UMKM melalui berbagai program, termasuk kerjasama dengan ormas Muhammadiyah dan NU serta penyuluhan UMKM," harapnya optimis.
Selain itu, KPPU juga terus memantau harga bahan pangan untuk memastikan keterjangkauan bagi masyarakat.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?
