Korban Keracunan Massal Bertambah 70 Orang, Sampel Makanan dan Muntah Diperiksa di Laboratorium 

Untuk penanganan para korban dilakukan di Puskesmas Mayang dan penanganan pasien juga berkoordinasi dengan puskesmas pembantu (Pustu)

01 Apr 2024 - 06:15
Korban Keracunan Massal Bertambah 70 Orang, Sampel Makanan dan Muntah Diperiksa di Laboratorium 
Korban keracunan makanan saat dirawat di puskesmas setempat.(SJP)

Kabupaten Jember, SJP - Kepala Dinkes (Kadinkes) Jember dr. Hendro Soelistijono katakan korban keracunan massal yang diduga dari takjil di wilayah Kecamatan Mayang, Jember, Minggu (31/3) bertambah menjadi 71 orang, setelah sebelumnya tercatat 50 orang.

Para korban juga menunjukkan gejala yang sama, yakni mual, muntah, dan diare dan lemas.

"Jadi sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam, kita mendapat laporan dari Puskesmas Mayang terjadi peningkatan kunjungan menderita diare dan muntah-muntah, serta mual. Hal itu terjadi setelah (para pasien) makan takjil yang dibagikan kepada masyarakat untuk berbuka puasa," kata dokter Hendro saat dikonfirmasi di Kantor Dinkes Jember, Senin (1/4).

"Saat ini jumlah total yang berobat ada 71 korban, yang dirawat inap 25 orang, kemudian sisanya hanya rawat jalan. Alhamdulillah kondisi yang masih dirawat itu berangsur membaik, dengan diagnosanya dehidrasi sedang," jelasnya.

Untuk penanganan para korban, lanjut dokter Hendro, dilakukan di Puskesmas Mayang.

"Kemudian karena kapasitas pasien banyak, berkoordinasi dengan Desa Ambulu. Para korban juga dirawat di Puskesmas Pakusari, Ledokombo, dan Klinik Harapan Sehat (Purwoko). Kemudian untuk (korban) yang menjalani rawat jalan, ditangani oleh praktek dokter mandiri yang ada di wilayah setempat," ucapnya.

Lebih lanjut Hendro juga menambahkan penanganan pasien juga berkoordinasi dengan puskesmas pembantu (Pustu).

"Sebagai bentuk penanganan cepat. Mudah-mudahan tidak ada tambahan," katanya.

Dinkes Jember juga melakukan tindakan dengan memeriksa sampel makanan takjil ataupun sisanya dan juga muntahan dari para pasien yang mengalami keracunan makanan.

"Kemudian untuk sampel makanan dan muntahan (dari korban), sedang kita kirim ke Labkesda Jember. Untuk melihat apakah ada masalah secara mikrobiologi," ujarnya.  "Kemudian untuk melihat adanya unsur kimiawi (dalam sampel makanan dan muntahan), kita bawa ke Surabaya. Mungkin akan ditangani (dibantu) oleh Balai POM Jember." .

Namun demikian, kata dokter Hendro, untuk diagnosa awal penyebab keracunan diduga ada oksidasi (unsur kimiawi) pada makanan. 

"Tapi untuk memastikan tentu harus dilakukan uji lab. Itu yang kami lakukan sekarang. Diagnosa awal, hanya kami lihat dari dampaknya (pada korban), dengan menunjukkan gejala mual, muntah, dan diare. Ya itu kemungkinan dari keracunan makanan," ungkapnya.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow