Kolaborasi Tiga Negara: Amerika dan Taiwan Dorong Indonesia Prioritaskan Industri Semikonduktor

Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Surabaya, US Consulate General di Surabaya bersama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar konferensi internasional yang bahas tentang Sustainable Semiconductor Manufacturing.

13 Aug 2024 - 21:30
Kolaborasi Tiga Negara: Amerika dan Taiwan Dorong Indonesia Prioritaskan Industri Semikonduktor
Konferensi Internasional Sustainable Semiconductor Manufacturing kolaborasikan Amerika dan Taiwan dalam pengembangan industri semikonduktor di Indonesia (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi global, industri semikonduktor menjadi salah satu sektor yang sangat strategis, mengingat perannya yang krusial dalam berbagai aspek kehidupan modern, mulai dari perangkat elektronik hingga kendaraan pintar. 

Hal serupa juga tertuang dalam salah satu tujuan dari Indonesia Emas 2045, yakni mengakselerasi pembangunan ekosistem industri semikonduktor sebagai era baru industrialisasi di Indonesia. 

Menanggapi hal itu, Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Surabaya, US Consulate General di Surabaya bersama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menggelar konferensi internasional tentang Sustainable Semiconductor Manufacturing (Manufaktur Semikonduktor Berkelanjutan) di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS, Surabaya.

Topik yang dibahas dalam konferensi yang disponsori oleh National Science and Technology Council (NSTC) ini akan berkisar dari proses fabrikasi semikonduktor hingga ekonomi sirkular, serta tujuan pembangunan berkelanjutan melalui aplikasi semikonduktor termasuk kecerdasan buatan dan komputasi berkinerja tinggi. 

Dalam kesempatan tersebut, US Consulate General Surabaya yakni Mr. Chris Green menjelaskan, dalam kegiatan yang dihadiri oleh praktisi dari Indonesia, Taiwan, dan Amerika Serikat ini menjadi kesempatan unik untuk mendiskusikan pengembangan sektor semikonduktor di Indonesia.

"Konferensi ini bertujuan untuk menghasilkan startegi yang membantu Indonesia dalam menemukan potensi serta melewati tantangan yang dihadapi dalam sektor industri manufaktur," ujar Chris, Selasa (13/8).

Dirinya membeberkan bahwa Amerika siap untuk memberikan dukungan kepada Indonesia, terutama melalui sektor pendidikan untuk meningkatkan SDM serta membantu perusahaan swasta dalam meningkatkan kualitas produksi.

"Sektor semikonduktor ini tergolong penting, karena menurut saya sektor ini adalah kunci bagi hampir semua proses kemajuan dunia, jadi disini kami mendorong Indonesia untuk turut memprioritaskan sektor ini," terangnya.

Indonesia sendiri belum memiliki sektor semikonduktor, yang mana bagi Chris hal ini membuat tantangan yang dihadapi sama rata di setiap daerah

"Sebenarnya sudah ada sedikit sektor manufaktur di pulau Batam, namun tantangan yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah pembuatan peta jalan yang cocok untuk pengembangan industri semikonduktor," terangnya.

Chris menegaskan bahwa Amerika akan senantiasa mendukung pengembangan sektor semikonduktor di Indonesia, karena kedua negara telah menjalin kerjasama selama 75 tahun, termasuk di bidang pembangunan nasional,

"Dan dalam konferensi internasional kali ini menekankan bahwa Amerika juga senantiasa membantu Indonesia dalam segi pembangunan ekonomi," tandasnya.

Selain Amerika, Taiwan juga punya peran penting dalam industri semikonduktor di seluruh dunia, diketahui bahwa 95 persen dari chip tercanggih dan 90 persen dari server Al di dunia dibuat di Taiwan dan oleh perusahaan Taiwan.

Karena itu, selain Chris Green, kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting lain dari ketiga negara, meliputi Chief Executive Officer (CEO) TUL Corporation Ted Chen, perwakilan TETO Indonesia John C Chen, dan Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi dari Badan Riset, Inovasi Nasional (BRIN) Dr Ajeng Arum Sar dan juga Rektor ITS Ir. Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD.

Rektor ITS yang akrab disapa BP melalui sambutannya memaparkan, Indonesia dengan kekayaan alamnya berpotensi besar dalam produksi semikonduktor yang memiliki nilai tinggi dalam peningkatan ekonomi Indonesia. 

“Perkembangan industri semikonduktor dapat menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan impor,” ucap BP.

Senada dengan Chris, BP merasa Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan, di antaranya yaitu kurangnya tenaga profesional dan usaha ekstra dalam proses produksi semikonduktor yang ramah lingkungan.

“Diperlukan kolaborasi dengan mitra internasional, seperti Amerika Serikat dan Taiwan yang telah mapan dalam bidang tersebut,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini.

Kegiatan ini merupakan permulaan kerjasama antara Taiwan, Amerika Serikat dan Indonesia dalam bidang industri semikonduktor merupakan model yang berwawasan ke depan, ini juga merupakan konsorsium antara Taiwan, AS dan Indonesia berdasarkan kepentingan bersama. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow