Kinerja Positif Bank Jatim di Triwulan II dan III Tahun 2024, Pertumbuhan Naik 20,13 Persen
Kredit produktif tumbuh menjadi Rp26,32 triliun, atau naik 31,37 persen yoy pada triwulan kedua. Kemudian naik Rp28,40 triliun atau 29,57 persen yoy pada triwulan ketiga.
SURABAYA, SJP – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang triwulan kedua dan ketiga tahun 2024.
Pertumbuhan meningkat dari Rp58,07 triliun pada triwulan kedua, menjadi Rp62,19 triliun pada triwulan ketiga. Masing-masing meningkat 18,01 persen dan 20,13 persen (YoY).
Pertumbuhan itu diungkapkan dalam pemaparan kinerja yang diselenggarakan secara dalam jaringan (daring) pada Selasa (29/10/2024). Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman, dan beberapa direktur lainnya.
Juga hdir, Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah, R. Arief Wicaksono; Direktur Keuangan, Treasury and Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto; Direktur Manajemen Risiko, Eko Susetyono; Direktur IT and Digital, Zulhelfi Abidin; Direktur Operasi, Arif Suhirman; Direktur Kepatuhan, Umi Rodiyah.
Busrul menjelaskan, meski perekonomian global mengalami stagnasi dan ketidakpastian, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen (yoy) pada triwulan kedua 2024. Pertumbuhan itu didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan kinerja ekspor.
Kinerja ekonomi Jawa Timur juga menunjukkan angka positif, tumbuh 4,98 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 4,81 persen (yoy). Peningkatan itu karena kenaikan permintaan eksternal dan perbaikan aktivitas manufaktur di negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok, Jepang, dan Malaysia.
Tidak hanya itu, nilai aset Bank Jatim meningkat dari Rp101,24 triliun pada triwulan kedua, menjadi Rp106,63 triliun pada triwulan ketiga tahun 2024. Penyaluran kredit juga mengalami pertumbuhan, dari Rp58,07 triliun pada triwulan kedua, menjadi Rp 62,19 triliun pada triwulan ketiga. Masing-masing meningkat 18,01 persen dan 20,13 persen (YoY).
"Rincian portofolio kredit menunjukkan pertumbuhan pada kredit konsumtif, yaitu Rp31,74 triliun atau naik 8,82 persen pada triwulan kedua. Dan Rp33,79 triliun atau naik 13,20 persen pada triwulan ketiga," rincinya.
Sementara itu, kredit produktif tumbuh menjadi Rp26,32 triliun, atau naik 31,37 persen yoy pada triwulan kedua. Kemudian naik Rp28,40 triliun atau 29,57 persen yoy pada triwulan ketiga. Untuk memaksimalkan penyaluran kredit, Bank Jatim menerapkan strategi repositioning formasi account officer di semua segmen dan melakukan pemantauan berkala.
Busrul menyebut, Bank Jatim aktif memberikan perhatian pada program pemerintah baru, seperti program makan gratis untuk anak sekolah, peningkatan gaji aparatur sipil negara (ASN), dan program pembangunan perumahan. Ketiga program itu diharapkan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, kata Busrul, juga sejalan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada program peluncuran roadmap OJK untuk BPD tahun 2024-2027, bertujuan mentransformasi BPD di seluruh Indonesia menjadi institusi bank yang berdaya saing tinggi.
Busrul menekankan, BPD perlu bertransformasi untuk memperkuat fondasi organisasi dan berperan dalam perekonomian daerah ke depan. Sejak dua tahun lalu, Bank Jatim telah menerapkan transformasi lima pilar strategis yang sejalan dengan roadmap OJK.
"Kami telah memperluas cakupan bisnis dengan pendekatan digital kepada pemerintah daerah dan ekosistem yang terkait,” tambah Busrul.
Untuk itu, dalam hal perluasan pasar, Bank Jatim telah mendukung implementasi Sistem Informasi Pemerintah Daerah secara digital ke 18 pemerintah daerah di Jawa Timur.
"Kami juga memiliki kesiapan untuk bersinergi dengan BPR milik pemerintah daerah yang telah implementasikn sistem informasi pemerintah daerah secara digital ke 18 pemerintah daerah di Jawa Timur," ujarnya.
Dicontohkannya, dengan model bisnis APEX BPR Bank Jatim, kinerja positif Bank Jatim berfungsi sebagai pengayom untuk 98 BPR di wilayah Jawa Timur, dengan outstanding pinjaman khusus untuk BPR milik pemda sebesar Rp22,7 miliar.
Disebutkan juga, untuk memperkuat fondasi perbankan, Bank Jatim melakukan proses kelompok usaha bank (KUB). Hingga September 2024, terdapat 10 BPD yang bergabung, termasuk Bank NTB Syariah, Bank Lampung, dan Bank Banten.
Saat ini, dalam penggunaan layanan JConnect juga mengalami peningkatan signifikan. Hingga triwulan kedua 2024, JConnect Mobile memiliki 756.587 pengguna, naik 27,35 persen (YoY), dengan transaksi mencapai Rp5,63 triliun atau naik 53,23 persen YoY.
"JConnect QRIS mencapai 174.185 pengguna, naik 72,73 persen (YoY) dengan transaksi sebesar Rp130,52 miliar atau naik 204,87 persen YoY," sebutnya.
Kendati demikian, Bank Jatim optimistis untuk memaksimalkan layanan di daerah dengan potensi bisnis besar. Hal itu ditandai dengan perkembangan keberadaan AGEN JATIM, yang telah tumbuh 147,52 persen (YoY) dengan total 14.032 agen.
"Dengan langkah-langkah strategis ini, Bank Jatim terus berupaya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisinya di industri perbankan," tutup Busrul. (***)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?