Keterwakilan Perempuan di Legislatif Gresik Masih Minim
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mendorong para caleg perempuan agar menjadi anggota DPRD Gresik dengan mencapai kuota 30 persen. Dia pun berharap dari 17 partai dapat diisi minimal satu orang dewan perempuan yang ada di KPPI. Baik itu dewan di Provinsi maupun di pusat atau DPR RI.
Kabupaten Gresik, SJP - Keterwakilan perempuan yang duduk di kursi legislatif Kabupaten Gresik masih minim. Dari total 50 anggota dan pimpinan DPRD, hanya 9 perempuan, artinya belum memenuhi 30 persen seperti yang telah diisyaratkan dalam undang-undang (UU).
“Dari segi sistem politik, mayoritas yang sekarang duduk di DPRD adalah laki-laki dan mayoritas ingin mencalonkan kembali. Maka butuh perjuangan ekstra lebih kaum perempuan agar dapat duduk di kursi legislatif,” kata Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Saidah dalam pelatihan pendidikan politik menyongsong pemilu 2024 bagi caleg perempuan maupun pengurus serta anggota DPC (Kaukus Perempuan Politik Indonesia) KPPI Gresik, Rabu (1/11/2023).
Nur Saidah menuturkan, proses seleksi yang ada di partai politik terhadap kandidat bakal caleg, biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil pejabat atau pimpinan partai yang hampir selalu didominasi kaum laki-laki. Sedangkan perempuan justru tidak banyak memperoleh dukungan dari partai-partai politik.
“Dari segi finansial dalam terjun ke dunia politik kemampuan secara intelektual yang dimiliki oleh caleg perempuan saja tidak cukup. Karena dalam hal ini perempuan lemah secara finansial. Sehingga perlu di dukung oleh partai atau pemerintah. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya pemilu memiliki biaya yang tinggi,“ beber dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mendorong para caleg perempuan agar menjadi anggota DPRD Gresik dengan mencapai kuota 30 persen.
Dia pun berharap dari 17 partai dapat diisi minimal satu orang dewan perempuan yang ada di KPPI. Baik itu dewan di Provinsi maupun di pusat atau DPR RI.
“Saya yakin, kalau suara pemilih perempuan diberikan ke para caleg perempuan. Maka kuota 30 persen akan tercapai, bahkan lebih,“ ujarnya.
Perempuan yang juga menjabat Ketua DPC KPPI Gresik itu juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil peran untuk turut serta mendongkrak keterwakilan perempuan di parlemen.
“KPPI harus mengambil peran dalam mempersiapkan solusi regulasi, sistem, dan gerakan meningkatkan partisipasi aktif perempuan di bidang politik. Hingga menyiapkan kandidat perempuan-perempuan handal untuk maju di pemilu yang akan datang,“ tuturnya.
Dia menilai perempuan mempunyai peran yang sangat strategis dalam memberi warna penyeimbang bagi dunia politik. Bukan sekedar penyetaraan gender semata, tetapi juga memberikan perannya dalam hubungan sosial, politik, ekonomi dan kemasyarakatan.
“Ini bisa kita lihat dari sudah banyaknya figur perempuan yang mulai bermunculan, baik di instansi pemerintah, anggota DPR, maupun yang duduk sebagai gubernur dan walikota serta bupati,” jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota DPRD Gresik Fraksi PPP Lilik Hidayati, Anggota DPRD Gresik Fraksi Golkar Khomsatun, Perwakilan KPU Gresik Kholiyatul Mudznibah, Perwakilan Bawaslu Rofa’atul Hidayah, Bendahara DPC KPPI Gresik Nurul Fajri, serta para Caleg perempuan Kabupaten Gresik. (*)
Editor : Queen Ve
What's Your Reaction?