Kembar Mayang, Hiasan Bersejarah yang Simbolkan Keberuntungan dalam Pernikahan Adat Jawa
Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, salah satu elemen yang tak terpisahkan adalah kembar mayang.
Suarajatimpost.com - Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, salah satu elemen yang tak terpisahkan adalah kembar mayang. Hiasan yang terbuat dari beragam buah dan bunga ini tidak hanya menambah keindahan, tetapi juga memiliki makna yang dalam, melambangkan pembentukan keluarga baru.
Apa Itu Kembar Mayang?
Kembar mayang merupakan rangkaian hiasan yang terdiri dari daun kelapa, bunga potro, bunga merak, dan dedaunan, disusun pada batang pisang. Menurut sebuah artikel jurnal berjudul “Kembar Mayang dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Jawa (Tinjauan Filosofis)”, kembar mayang awalnya dikenal sebagai gagar mayang. Istilah ini mengacu pada rangkaian bunga dan daun kelapa muda yang diletakkan di kiri dan kanan pelaminan. Seiring berjalannya waktu, istilah tersebut berubah menjadi kembar mayang.
Filofosi di Balik Kembar Mayang
Kembar mayang bukan sekadar dekorasi; ia menyimpan nilai filosofis yang mendalam. Rangkaian ini terdiri dari tiga unsur utama: dedaunan, janur, dan bunga.
-
Dedaunan: Melambangkan perlindungan dan harapan akan tempat tinggal yang nyaman bagi pasangan yang baru menikah.
-
Janur: Merupakan simbol manusia dan cahaya. Ini melambangkan harapan agar pasangan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, baik suka maupun duka.
-
Bunga: Umumnya diwakili oleh bunga pudak, yang melambangkan kesucian. Diharapkan pengantin dapat menjaga nama baik dan kesucian keluarga mereka.
Ritual Kembar Mayang dalam Pernikahan
Kehadiran kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa sangatlah penting. Ritual ini melibatkan proses 'nebus', di mana kembar mayang dibeli oleh orang tua mempelai wanita. Setelah itu, hiasan ini dibawa oleh sepasang pemuda, Prawan Sunthi dan Joko Kumolo, yang mengiringi mempelai.
Saat pengantin bertemu, mereka akan membawa kembar mayang di sampingnya. Jika mempelai wanita masih perawan, kembar mayang diangkat sejajar dengan pundak. Namun, jika ia sudah hamil, kembar mayang tidak boleh diangkat di atas perut.
Mitos Kembar Mayang
Dalam masyarakat Jawa, kembar mayang juga terkait dengan berbagai mitos. Salah satu yang paling umum adalah kepercayaan bahwa kembar mayang membawa keberuntungan, kesuburan, dan perlindungan bagi pasangan yang menikah. Bentuknya yang terdiri dari dua helai janur yang diikat rapi melambangkan kesatuan dan kebersamaan antara mempelai pria dan wanita, menciptakan harapan akan hubungan yang harmonis.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kembar mayang, kita dapat menghargai perannya yang lebih dari sekadar hiasan dalam upacara pernikahan adat Jawa, melainkan sebagai simbol harapan dan keberuntungan bagi pasangan yang baru membentuk keluarga. (**)
sumber: goodnewsfromindonesia.id
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?