Kecelakaan Bus Pariwisata di Kota Batu Ternyata 4 Rombongan, Semua Armada tidak Layak Jalan
Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan banyak pelanggaran pada keempat armada bus
KOTA BATU, SJP - Insiden kecelakaan maut yang melibatkan bus dan belasan kendaraan di Kota Batu menewaskan empat orang. Bus yang terlibat kecelakaan ternyata mengangkut rombongan pariwisata.
Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, Kombes Pol Komarudin menerangkan, bus pariwisata itu rupanya tidak sendiri. Melainkan ada tiga rombongan bus lainnya.
Usai insiden, polisi berhasil menghentikan tiga bus lainnya. Keempat bus itu membawa total 160 penumpang. Setelah melalui pemeriksaan mendalam, berdasar hasil ram check, keempat bus tersebut ternyata tidak layak jalan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya sejumlah pelanggaran berat. Termasuk di antaranya kondisi ban yang retak, ban halus, surat-surat kendaraan yang tidak aktif, hingga uji KIR yang tidak diperpanjang.
“Sayangnya, bus ketiga dalam iring-iringan ini mengalami kecelakaan maut. Bus tersebut berada di urutan ketiga dan berjarak 10 menit dari armada sebelumnya," terang Kombes Pol Komarudin, Kamis (9/1/2025).
Empat bus tersebut diketahui milik dua perusahaan otobus (PO) berbeda. Tiga armada milik Sakhindra Trans, dan satu armada milik Purnayasa Trans. Semua peserta pariwisata dalam bus tersebut berasal dari SMK TI Bali Global Bandung.
Kombes Pol Komarudin menuturkan, saat kecelakaan terjadi, keempat rombongan bus pariwisata tersebut dalam perjalanan kembali ke Pulau Dewata. PO yang bersangkutan telah diminta menggunakan armada lain yang layak jalan untuk kepulangan peserta.
Sementara ini, peserta rombongan pariwisata yang selamat dari tragedi itu belum bisa pulang ke Pulau Bali. Mereka dievakuasi ke area pusat oleh-oleh HC Putra, sembari menunggu kedatangan armada yang layak jalan.
“Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap sopir bus, serta melakukan pengawalan hingga ke Pelabuhan Ketapang," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, Hendri Suseno juga angkat bicara perihal kecelakaan maut tersebut. Pihaknya kesulitan dalam memantau lalu lintas bus pariwisata. Karena itu, bus pariwisata selama ini menjadi tantangan.
"Bus-bus ini seperti siluman. Datang dan pergi tanpa terdata dengan jelas. Padahal, pemerintah sudah menyediakan layanan ram check secara gratis di setiap daerah," paparnya, Kamis (9/1/2025).
Selama ini, Dishub bekerja sama dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Batu dan Dinas Pendidikan (Dindik) untuk memastikan kelayakan bus yang digunakan dalam perjalanan wisata. Terutama yang digunakan oleh pelajar.
Namun, kata Hendri, banyak PO yang mengabaikan prosedur ini. Karena itulah, ke depan akan diberlakukan sanksi berat untuk PO yang melanggar prosedur. Namun, untuk bus luar kota, tantangannya lebih besar. Karena PO sering tidak patuh.
"Insiden ini menjadi pengingat serius bagi semua pihak. Khususnya operator bus. Untuk memastikan kendaraan dalam kondisi layak jalan. Nyawa penumpang tidak seharusnya dipertaruhkan demi alasan ekonomi, atau efisiensi operasional," pungkasnya. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?