Karya Wanita Asli Kota Batu Tembus Pasar Luar Negeri
Desy mencatat beberapa produk miliknya telah dipakai oleh Wali Kota Batu hingga Gubernur Jatim, Ketua Dekranasda Jatim dan banyak pejabat serta artis yang tak bisa ia sebutkan namanya. Menurutnya karya yang ia garap memiliki daya tarik tersendiri dengan memadukan bahan dasar rajutan yang dikombinasi dengan bahan alam sehingga kesan unik dan etnis menjadi cukup kental.
Kota Batu, SJP - Desy Pratiwi Putri, salah seorang putri daerah Kota Batu memiliki karya yang tembus di pasar luar negeri. Usaha dalam pembuatan Silhouette Crochet ini digeluti sejak 2015 ini bahkan mampu membawanya menjadi juara 1 UKM berprestasi se Jatim.
"Saya mulai menggeluti usaha ini sekitar 8 tahun lalu. Belum cukup lama. Kerajinan itu saya namai Silhouette Crochet. Pertama kali buka usaha saya bikin rajutan tas, syall, dompet dan pernak-pernik lainnya," ujarnya pada Jumat (16/2/2024).
Memulai dari nol, Desy, di rumahnya yang terletak di Jalan Min Suwarso 10 Kota Batu menseriusi usahanya setelah ia tak bekerja lagi sebagai HRD Officer di salah 1 perusahaan swasta di Surabaya.
Desy sapaan akrabnya memilih jalan untuk merintis usaha kerajinan tangan sejak 2015 lalu dan seperti kebanyakan orang yang bergumul dengan kerajinan tangan, ia memulai dengan merajut tas, syall, dompet berbahan dasar benang rajut.
"Karena disambut baik oleh konsumen. Akhirnya saya beranikan diri untuk tampil di publik. Pertama kali ikut pameran di Malang. Dari situ aksesoris saya laku lumayan banyak," imbuhnya.
Meskipun menurutnya kerajinan yang ia buat memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumahnya seperti perca kain batik dan benang-benang rajutan yang lama tak terpakai.
Setelah pameran yang diikuti di Kota Malang tersebut ia gunakan sebagai pemasukan yang kemudian bisa digunakannya sebagai modal usaha dengan belanja bahan-bahan aksesoris yang lebih mewah seperti batu alam, mutiara air tawar, kulit, benang-benang rajutan yang unik-unik.
"Sehingga saya bisa membuat karya yang memiliki nilai lebih tinggi lagi. Seiring berjalannya waktu, kerajinan yang saya garap mulai dilirik oleh pejabat hingga artis. Bahkan pesanan dari luar negeri juga jadi pasar baru," paparnya.
Desy mencatat beberapa produk miliknya telah dipakai oleh Wali Kota Batu hingga Gubernur Jatim, Ketua Dekranasda Jatim dan banyak pejabat serta artis yang tak bisa ia sebutkan namanya.
Menurutnya karya yang ia garap memiliki daya tarik tersendiri dengan memadukan bahan dasar rajutan yang dikombinasi dengan bahan alam sehingga kesan unik dan etnis menjadi cukup kental.
Dari hal itulah produk silhouette crochet miliknya bisa bersaing dengan para pengrajin aksesoris yang lain, karena ia membuat kerjainan yang berbeda diantara yang lainnya.
Untuk pemasaran sendiri, dilakukannya melalui media sosial IG dan FB dan merambah ke e-commerce seperti shopee, tokopedia dan mengikuti pameran-pameran dengan mewakili Pemkot Batu atau berangkat sendiri ke beberapa kota.
"Untuk kapasitas produksi memang sangat terbatas agar limited edition karena handmade. Dalam satu bulan ia hanya menggarap 300 pcs. Satu kerajinan bisa dibuat dalam waktu 2 jam. Itu kalau mengulang model. Kalau membuat model baru, bisa sampai setengah hari, karena harus membuat konsep dan desainnya dulu," terangnya.
Karya ibu yang memiliki dua anak ini tersebar di ratusan outlet serta mampu menembus negara Jepang dan Taiwan. Sementara itu, konsumen yang ingin memiliki aksesoris tersebut cukup membayar dengan harga kisaran Rp 100 ribu - 1,5 juta.
"Saat ini telah banyak event yang saya ikuti. Mulai dari Malang Fashion Week sejak tahun 2021 sampai saat ini. Serta karya saya menjadi mitra dari BI Malang, Diskoperindag Batu dan Bank Jatim. Terbaru saya pernah meraih juara I UKM berprestasi Jatim tahun 2023," ungkapnya bangga. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?