Intip Jiwa Pemimpin dan Kesederhanaan Gus Baqir, Calon Wakil Bupati Bondowoso

Kerendahan hati dan kecerdasan pemuda asli Bondowoso yang mendampingi Bambang Soekwanto dalam Pilkada 2024 ini, memberikan semangat kepada pemuda Bumi Ki Ronggo untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

23 Sep 2024 - 12:15
Intip Jiwa Pemimpin dan Kesederhanaan Gus Baqir, Calon Wakil Bupati Bondowoso
Gus Baqir saat mengajar di Lembaga Pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Al Ustmani Desa Jambesari (Foto : Ponpes for SJP)

Kabupaten Bondowoso, SJP - Baru saja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bondowoso menetapkan pasangan calon yang akan berkontestasi dalam Pilkada serentak pada 27 November 2024. 

Bahkan, hari ini Senin 23 September 2024, KPU setempat akan melakukan pengundian nomor urut pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan berkontestasi dalam Pilkada Bondowoso pada 27 November 2024.

Dalam kontestasi kali ini, ada sosok calon pemimpin di Bondowoso yang sangat muda. Dia adalah Mohammad Baqir yang menjadi calon wakil bupati, mendampingi Bambang Soekwanto, mantan Pj Bupati Bondowoso.

Usianya yang baru 26 tahun, Mohammad Baqir yang akrab disapa Gus Baqir, ternyata cucu KH Utsmani, pendiri salah satu pondok pesantren tua di Bondowoso bernama Pesantren Salafiyah Al Utsmani.

Pesantren yang berada di Dusun Beddien, Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darus Sholah ini, memiliki ribuan santri dan alumni. Masyarakat Bondowoso lebih mengenal lembaga pendidikan Islam ini dengan nama Pondok Pesantren Beddien.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini, menjadi satu-satunya laki-laki dari putera KH Ghazali, yang lahir pada 10 April 1998 dan pernah mengenyam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.

Bahkan, saat ini calon pemimpin termuda yang berkontestasi dalam Pilkada Bondowoso ini, tengah menempuh pendidikan S2 di Universitas Islam Negeri KH Ahmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.

Untuk memperkuat dan mengamalkan ilmu yang ia dapat, Gus Baqir juga mengajar beberapa mata kuliah di perguruan tinggi yang ada di lingkungan pondok pesantren yang didirikan pada tahun 1929 itu.

Jiwa pemimpin dan kesederhanaan dari pemuda asli Bondowoso ini, terlihat jelas dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan, hampir setiap hari, Gus Baqir mengendarai motor tua Honda '70, meskipun dirinya memiliki mobil. 

Kehidupan yang sederhana dan bersahaja, tampak sejak Gus Baqir menempuh pendidikan S1 di Kabupaten Banyuwangi. Dirinya rela berpanas-panasan dan basah kehujanan dengan mengendarai motor pulang pergi mengenyam pendidikan dari Bondowoso ke Banyuwangi.

Kerendahan hati Gus Baqir ternyata disertai dengan tingginya ilmu dan kecerdasan yang ia miliki, khususnya di bidang eksak. Itulah sebabnya saat menempuh sekolah menengah pertama ia mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

"Sejak zaman sekolah beliau itu memang pintar, terutama di mata pelajaran eksak," tutur Nogi Dwi, teman satu kelas Gus Baqir, ketika bersekolah di MAN Bondowoso.

Ia bercerita, pernah suatu ketika Gus Baqir mendapat nilai 100 atau benar semua, saat ujian mata pelajaran Kimia dan Fisika. 

"Hal itu sempat membuat kami dan teman-teman terheran-heran akan kepintarannya Gus Baqir," ungkapnya.

Soal politik, di mata calon Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto menilai, pasangan dirinya, Gus Baqir yang saat ini masih muda, sangat potensial untuk menjadi calon pemimpin Bondowoso di masa yang akan datang.

"Anak muda adalah kekuatan dan ini masa depan Bondowoso. Jadi kami menggandeng anak muda yang potensial untuk menjadi pemimpin Bondowoso," ucapnya, Senin (23/9/2024) kepada suarajatimpost.com.

Perihal muda adalah kekuatan, Gus Moh Baqir dengan singkat padat dan jelas menyampaikan sebuah pepatah Arab yang menekankan pentingnya peran dan kontribusi pemuda dalam memimpin.

Dirinya berkata, perkembangan dan kualitas pemuda hari ini akan berdampak besar pada arah dan kemajuan masyarakat di masa yang akan datang. 

"Syubbanul yaum rijalul ghad. Kalau anak muda di hari ini tidak mau untuk maju, maka masa depan akan diberikan kepada siapa," begitu katanya, singkat dan padat.

Pepatah arab ini menunjukkan bahwa, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Pepatah ini juga menyiratkan bahwa nasib sebuah bangsa di masa mendatang tergantung kualitas generasi hari ini, dan bahwa kualitas seseorang akan ternilai baik dari akhlaknya. 

"Oleh karena itu, pepatah ini juga menyiratkan bahwa pemuda harus memiliki semangat, pantang menyerah, dan tidak putus asa," ujarnya.

Tentang politik, Gus Baqir mengaku sebelumnya sama sekali tak memiliki niat untuk terjun ke ranah politik. Ia hanya akan ingin mengabdikan pada kepentingan pendidikan, terutama di pesantrennya, serta masyarakat.

"Tapi karena kemudian ada yang meminta dan mendorong, ya mau gimana lagi. Toh, semuanya juga merupakan amanah demi kemaslahatan umat," ujar Gus Baqir, saat berbincang santai di rumahnya. 

Saat ditanya tentang visi dan misi sebagai calon wakil bupati, Gus Baqir mengaku bahwa jika masyarakat mempercayainya sebagai wakil bupati, ia tetap akan mengutamakan kepentingan masyarakat.  

"Ini juga bagian dari ikhtiar berbuat untuk masyarakat terutama kalangan muda, dalam menghadapi era digital," katanya.

Gus Baqir meyakini, di era globalisasi dan generasi Z ini, tantangan di masa yang akan datang lebih kompleks di tengah merebaknya arus digital.

"Terpenting, arus globalisasi di era mileneal harus dilandasi kekuatan moral sebagai dasar. Sehingga, mampu bersaing tapi tetap santun, dan sukses," pungkasnya.

Seperti diketahui, dalam Pilkada Bondowoso, Bambang Soekwanto bersama Gus Baqir baru saja ditetapkan sebagai pasangan calon. Pasangan berjuluk Bagus ini, didukung oleh Partai Demokrat, PKS, PPP, Gelora dan PDI Perjuangan serta beberapa partai non parlemen. (0)

 Editor: Tri Sukma 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow