Interaksi Membuat Saya Merasa Lebih di Rumah

12 Oct 2023 - 06:00
Interaksi Membuat Saya Merasa Lebih di Rumah

DALAM kehidupan sehari-hari saya sebagai mahasiswa perantau merasa sangat-sangat penting untuk menghargai ataupun setidaknya mengerti perasaan antara satu sama lain dalam menjalin komunikasi. 

Agar terciptanya komunikasi yang efektif, dan juga demi kenyamanan antar setiap individu-individu maupun kelompok-kelompok yang terlibat dalam sebuah komunikasi, yang di mana setiap individu-individu maupun kelompok-kelompok tersebut mempunyai latar budaya yang berbeda-beda. 

Di kehidupan sehari-hari bahhasa merupakan suatu sarana atau bisa disebut juga sebuah alat yang sangat penting dalam berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya adalah mahasiswa perantau di Kota Malang (Jawa Timur), yang di mana "bahasa Jawa" merupakan bahasa utama atau bahasa sehari-hari yang mereka gunakan. 

Saya sendiri berasal dari Jakarta, yang di mana bahasa utama nya adalah "Bahasa Indonesia" untuk lebih detail nya di lingkungan tempat tinggal saya lebih dominan masyarakat dari suku asli "Betawi" yang di mana "Bahasa Betawi" menjadi bahasa sehari-hari. Dari permasalahan itu muncul lah pertanyaan, bagaimana saya menghadapi nya?

Teori Akomodasi, teori akomodasi ini muncul untuk memfasilitasi bentuk komunikasi antar budaya yang berbeda-beda ini. Secara definisi "Akomodasi" adalah sebuah proses dari diri kita ataupun diri orang lain untuk menyesuaikan maupun mengubah sesuatu dengan tujuan agar bisa sesuai dengan persyaratan tertentu dalam sebuah lingkungan yang berbeda dan juga untuk memenuhi kebutuhan ataupun permintaan orang lain.

Dalam konteks bahasa dan interaksi sosial, akomodasi berarti menyesuaikan gaya berbicara atau berkomunikasi agar lebih cocok dan sesuai dengan situasi tertentu, agar komunikasi yang terjadi menjadi lebih efektif. Akomodasi bahasa dapat terbagi menjadi dua kemungkinan, yaitu konvergensi (menyesuaikan diri dengan lawan bicara) dan juga disvergensi (menonjolkan perbedaan dengan lawan bicara). 

Ketika kita berkomunikasi dengan individu-individu ataupun kelompok dari latar budaya yang berbeda, kita punya hak untuk memilih antara mempertahankan gaya berkomunikasi kita dengan lawan bicara ataupun menyesuaikannya dengan lawan bicara, dengan harapan bisa meminimalisir perbedaan dalam gaya berkomunikasi nya. 

Tetapi perlu diingat bukan hanya kita yang harus menjaga ataupun menghotmati perasaan orang lain tersebut, kita juga berhak dijaga dan dihormati perasaannya sama seperti yang lain. 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya terdapat dua konsep utama dalam "Teori Akomodasi Bahasa" yaitu konvergensi dan disvergensi. Secara pribadi saya lebih sering menggunakan konsep disvergensi ini dibandingkan konvergensi itu sendiri, yang di mana saya lebih sering membuat teman-teman saya mengikuti gaya berkomunikasi atau gaya bicara saya, meskipun saya tidak sebegitu menonjolkan gaya bicara saya. 

Dalam lingkungan pertemanan saya mereka secara sadar mengikuti gaya bicara saya, seperti penggunaan kata ganti  aku dan kamu" menjadi "lu dan gua" selain itu juga menjadi lebih banyak menggunakan "Bahasa Indonesia" sebagai perantara antara saya dan teman-teman saya ketika berkomunikasi. 

Bukannya saya dengan sengaja mempertahankan atau membangga-banggakan identitas budaya saya, kadang sesekali saya menggunakan "Bahasa Jawa" untuk hanya sekedar basa basi ataupun sapa menyapa, tanpa membahas suatu topik obrolan yang dalam. 

Akomodasi bahasa ini tentunya mempunyai dampak positif dan negatif nya juga, pertama saya akan membahas dampak positif nya terlebih dahulu, yaitu : 

Bisa lebih meningkatkan pemahaman dalam berkomunikasi: antar individu atau kelompok dari latar budaya yang berbeda-beda, dan juga meminimalisir kesalahpahaman dan membuat komunikasi menjadi lebih efektif.

Meningkatkan kualitas hubungan: konvergensi dapat menciptakan kesamaan perasaan ketika berkomunikasi, yang bisa mmperkuat hubungan antar tiap individu atau kelompok yang berbed-beda tersebut.

Mengembangkan keterampilan berkomunikasi: dalam konteks antar budaya semakin sering kita menggunakan "Akomodasi" bahasa ini kita bisa mengembangkan keterampilan kita ketika berkomunikasi antar budaya dengan berbagai konteks atau keadaan yang akan kita hadapi selanjutnya.

Selanjutnya saya akan membahas dampak negatif dari akomodasi bahasa, yaitu : 

Kehilangan identitas budaya: bukan tidak mungkin, semakin sering kita melakukan konvergensi dalam berkomunikasi, membuat kita semakin nyaman dengan gaya berkomunikasi yang baru tersebut, dan bisa menyebabkan kita merasa kehilangan identitas budaya asli kita.

Kesalahpahaman: Sebaliknya juga sama, ketika kita terlalu banyak melakukan disvergensi ketika berkomunikasi tanpa memikirkan lawan bicara kita, bisa-bisa kita tidak tahu apakah lawan bicara kita mengerti apa yang sedang kita bicarakan atau tidak, dan jika dilanjutkan akan membuat komunikasi menjadi tidak efektif.

Perasaan: ditarik dari kedua poin diatas kita bisa menyimpulkan, ketika kita terus menerus melakukan konvergensi ataupun disvergensi bisa membuat perasaan tidak nyaman antar satu sama lain, merasa tidak natural ketika seseorang memaksa untuk melakukannya, dan bisa memunculkan stereotype negatif antar individu atau kelompok.

Kesimpulannya akomodasi adalah proses yang sangat penting dalam interaksi sosial antar setiap individu atau kelompok yang berbeda, penting untuk menjaga keseimbangan antara "konvergensi" dan juga "disvergensi" serta memahami risiko-risiko yang akan menyebabkan kesalahpahaman, dan itulah kunci utama untuk membangun hubungan sosial yang baik antar individu atau kelompok dari latar budaya yang berbeda. 

Dari akomodasi bahasa saya bisa memperkaya pengalaman dan juga memperluas wawasan saya tentang budaya lain di luar budaya saya sendiri, dan juga saya bisa lebih mentolelir antar setiap budaya-budaya yang ada, terutama di Indonesia. (*)

Oleh : Firza Maulana, Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Malang

Disclaimer : Segala isi di rubrik OPINI, baik berupa teks, foto, maupun gambar merupakan pendapat pribadi penulis dan segala konsekuensi bukan menjadi tanggung jawab redaksi.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow