Gegara Ditolak RS Hermina Malang, Pasien Kritis Meninggal Dunia
Seorang pasien bernama Wahyu Widianto tiba di RS Hermina sekitar pukul 18.30 namun ditolak oleh pihak RS dengan alasan bed di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tidak ada atau penuh.
Kota Malang, SJP - Gegara ditolak oleh Rumah Sakit (RS) Hermina Malang, seorang pasien dalam kondisi kritis, bernama Wahyu Widianto, warga Jalan Bareng Tenes, Kecamatan Klojen, Kota Malang, meninggal dunia, Senin (11/3/2024).
Sebelum meninggal dunia, Wahyu Widianto sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Hermina Malang dengan menggunakan becak motor (bentor), dengan maksud supaya mendapatkan perawatan intensif dari tenaga medis.
Namun, setibanya di RS Hermina sekitar pukul 18.30, Wahyu Widianto ditolak oleh pihak RS tersebut dengan alasan bed di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tidak ada atau penuh.
Salah satu tetangga pasien, Calvin mengalami, dipilihnya RS Hermina yang berbeda di Jalan Tangkuban Perahu No.31-33, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, karena lokasinya dekat dengan rumah pasien kritis tersebut.
"Saya dapat kabar, terus saya bantu bawa ke RS Hermina dengan menggunakan becak motor (bentor), dipilih RS itu (RS Hermina) karena dekat dengan rumah," ucap Calvin, saat ditemui awak media, Senin (11/3/2024) malam.
Menurut Calvin, dibawanya pasien yang sedang kritis ke RS Hermina tersebut dengan maksud agar cepat mendapatkan perawatan intensif.
Namun, perlakuan tidak menyenangkan terjadi, karena pihak RS Hermina secara langsung menolak pasien yang tengah kritis tersebut dengan alasan bed penuh.
"Disana ditolak, karena gak ada bed. Itu diantar keluarga sama saya bantu dengan menggunakan bentor," jelasnya.
Mengetahui ditolak, lanjut Calvin, pihak keluarga pasien sempat berdebat supaya dilakukan pengecekan kondisi pasien, akan tetapi pihak RS Hermina mengatakan bahwa harus ada alat untuk melakukan pengecekan.
"Sempat terjadi perdebatan, agar dilakukan pengecekan dan ditangani di IGD, karena dalam kondisi kritis, tapi petugas RS menolak dan bilang gak ada alatnya, butuh cek jantung dan lainnya, IGD penuh, malah disuruh pindah rumah sakit," terangnya," terangnya.
Mendengar penolakan tersebut, pihak keluarga naik pitam, dan meminta bantuan pinjaman ambulans untuk membawa ke RS lain. Akan tetapi, lagi-lagi pihak RS Hermina menolak meminjamkan ambulans dengan alasan tidak ada.
"Keluarga sempat naik pitam, mau pinjam ambulans katanya gak ada," katanya.
Kebetulan, saat itu ada ambulans milik relawan yang tengah mengantar korban kecelakaan. Kemudian, ambulans relawan menawarkan bantuan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Saat tiba di RSSA Malang, pihak rumah sakit pun melakukan pemeriksaan dan dinyatakan korban telah meninggal dunia.
"Itu ke RSSA sama keluarga, saya pulang. Katanya disana setelah diperiksa dinyatakan sudah meninggal dunia," tandasnya.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?