Erik Ten Hag: ‘Saya Realistis"

Pelatih Manchester United akui timnya kesulitan capai Champions League karena serentetan cedera yang dialami pemain

04 Apr 2024 - 04:00
Erik Ten Hag: ‘Saya Realistis"
Erik Ten Hag sempat disebut 'rezim otoriter' di Manchester United karena forsir pemain (reuters/SJP)

Manchester, SJP – Pelatih Manchester United Erik ten Hag akui timnya kesulitan lolos ke Liga Champions, seiring makin banyaknya pemain cedera.

United bertandang ke Chelsea untuk kick-off Kamis malam di posisi keenam namun Lisandro Martínez dan Victor Lindelöf baru saja menyusul daftar pemain cedera.

Pihak klub umumkan kemarin bahwa mereka akan absen setidaknya selama satu bulan.

Skuad Ten Hag dilanda cedera sepanjang musim.

Luke Shaw dan Tyrell Malacia tidak bisa bermain, yang berarti kembalinya Raphaël Varane dan Jonny Evans ke pelatihan adalah berita bagus bagi MU.

Sir Jim Ratcliffe sedang melakukan tinjauan struktural terhadap United, termasuk posisi Ten Hag.

Saat ditanya apakah pemilik baru akan mempertimbangkan jumlah cedera sebagai mitigasi jika United tidak mengamankan tempat di Liga Champions, Ten Hag tak memikirkannya.

"Aku tidak tahu. Dan sebenarnya saya juga tidak peduli,” ujarnya. “Saya memiliki standar tinggi dan saya akan kecewa jika kami tidak lolos. Saya tahu ini akan sangat sulit karena kami tidak dalam posisi yang baik. Tapi kami ingin memenangkan setiap pertandingan, itulah standar yang kami miliki di sini. Kami akan terus maju dan tetap percaya pada standar tersebut.

“Saya tahu kami tidak dalam posisi yang baik. Kita harus mengejar ketinggalan. Saya juga tahu kami punya banyak masalah, jadi saya orang yang realistis. Dalam kompetisi yang begitu kompetitif dan tim-timnya sangat dekat dalam hal level satu sama lain, maka Anda memerlukan pemain yang tersedia untuk membuat tim yang konsisten untuk menghadirkan rutinitas dalam cara bermain Anda.

Pada bulan November, Guardian melaporkan bahwa para pemain United kritik intensitas pramusim klub.

Ten Hag tidak percaya bahwa latihan selama musim ini menjadi penyebab serentetan cedera.

"TIDAK. Kami tidak berlatih terlalu keras. Dengan standar di liga ini, Anda harus bugar. Jika tidak, Anda tidak dapat memenuhi standar yang harus Anda capai dalam sebuah pertandingan,” katanya.

Bisakah masalah ini diatasi di masa depan?

“Tidak bisa 100 persen menghindari ini, tidak mungkin,” ujarnya. “Kami juga memiliki tim nasional lima kali setahun. Tim harus merelakan pemain tetapi risiko cedera juga harus ditanggung tim.”(**)

Sumber: The Guardian

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow