Enam Desa di Kabupaten Probolinggo Akan Dibentuk Sekolah Perempuan

Sosialisasi pembentukan sekolah perempuan telah dilakukan di enam desa. Meliputi Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar; Desa Sebaung, Kecamatan Gending; Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton; Desa Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan; Desa Pegalangan, Kecamatan Maron; dan Desa Alassapi, Kecamatan Banyuanyar.

08 Oct 2024 - 14:31
Enam Desa di Kabupaten Probolinggo Akan Dibentuk Sekolah Perempuan
Jajaran DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo terkait pembentukan sekolah perempuan (Istimewa/SJP)

KOTA PROBOLINGGO, SJP - Pemerintah Kota (Pemkot) Probolingo, Jawa Timur mencanangkan program sekolah perempuan. Program tersebut bertujuan memberdayakan perempuan melalui peningkatan kepemimpinan dan kesadaran sosial.

Sosialisasi pembentukan sekolah perempuan telah dilakukan di enam desa. Meliputi Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar; Desa Sebaung, Kecamatan Gending; Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton; Desa Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan; Desa Pegalangan, Kecamatan Maron; dan Desa Alassapi, Kecamatan Banyuanyar.

"Kami bertujuan agar perempuan memiliki kesadaran kritis, kepedulian, solidaritas, dan komitmen untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat," ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, Rigustina, Selasa (08/10/2024).

Dalam sosialisasi itu, setiap desa mengirimkan 25 peserta. Mereka terdiri dari anggota kelompok pengajian, kader desa, dan ibu rumah tangga. Narasumber yang dihadirkan dari DP3AP2KB, Dinas Kesehatan (Dinkes), pengurus Aisyiyah, dan dari penyuluh keluarga berencana (PKB) kecamatan.

Rigustina menekankan tentang pentingnya peran suara perempuan dalam pengambilan keputusan. Harapannya, perempuan lebih berani untuk bersuara, sehingga pendapat mereka harus didengar dan dipertimbangkan.

Melalui pembentukan sekolah perempuan, diharapkan kaum perempuan dapat aktif mengampanyekan isu-isu penting, seperti pernikahan anak di bawah umur yang sangat berbahaya dan berdampak negatif pada banyak hal.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi tersebut, akan diadakan pertemuan sekolah perempuan setiap minggu. Peserta akan belajar menggunakan modul yang telah disediakan.

Pertemuan itu untuk memastikan pembelajaran berkelanjutan dan memberikan dampak nyata dalam pemberdayaan perempuan di tinggkat desa.

Dengan adanya inisiatif sekolah perempuan, diharapkan akan tercipta ruang bagi perempuan untuk tumbuh dan berkontribusi lebih besar dalam pembangunan masyarakat. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow