Dukung UMKM Binaan, Dinas Perkebunan Jatim Pamerkan Komoditas Unggulan di Gelaran Jatim Fest 2024
Dinas Perkebunan Jatim tampil di Jatim Fest 2024, pamerkan komoditas unggulan muali dari tebu, tembakau, kopi, dan kakao, sembari menjadi upaya mendukung UMKM binaan.
SURABAYA, SJP - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang luar biasa, setiap daerah nusantara memiliki potensi dan mampu menghasilkan beragam komoditas yang berpotensi, tidak terkecuali dalam sektor perkebunan.
Potensi tersebutlah yang coba ditonjolkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Disbun Jatim) dalam ajang Jatim Fest 2024, melalui kehadiran stan yang dihiasi dengan beragam komoditas unggulan mereka, yang terdiri dari Tebu, Tembakau, Kopi dan Kakao.
Dengan menggandeng UMKM binaan, Disbun Jatim tidak hanya memamerkan produk hasil olahan untuk dijual, melainkan juga menawarkan kesempatan bagi para pengunjung untuk mencicipi langsung produk tersebut dalam pameran yang digelar di Grand City Exhibition Hall, Surabaya sejak 2 hingga 6 September ini.
Ketua Tim Pengembangan Usaha dan Pemasaran Dinas Perkebunan Jawa Timur, Basuki Rahmat, menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja mengajak beberapa pelaku usaha sebagai upaya untuk mendukung promosi produk lokal dan memperluas akses pasar.
"Empat komoditas tersebut memang merupakan komoditas unggulan di sektor perkebunan, dan mumpung ada kesempatan ini kita gunakan untuk promosikan pelaku usaha sekaligus produk hasil olahan mereka," papar Basuki, Minggu (6/10/2024).
Untuk komoditas tebu, Basuki mengungkapkan bahwa Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat pertama sebagai penghasil tebu di tingkat nasional.
"Untuk saat ini yang kita bawakan adalah gula merah tapi dari tebu, namanya itu gula tebu merah, asalnya dari Kediri, ini bagus manfaatnya dan aman dikonsumsi penderita diabetes," terangnya.
Selanjutnya adapun komoditas tembakau, yang mana Basuki katakan bahwa Provinsi Jawa Timur juga menduduki peringkat ke-1 sebagai daerah produsen tembakau.
"Kalau tembakau ini kami bawa dari beberapa daerah seperti Magetan, Bondowoso dan Jember," sebut Basuki.
"Nah untuk yang dari Jember ini ada Tembakau NAOS, ini bisa jadi cerutu, kalau tembakau yang lain tidak bisa," imbuhnya.
Melanjutkan, Basuki juga menerangkan tentang komoditas kopi, yang mana Provinsi Jawa Timur berada pada posisi lima (5) besar sebagai daerah produsen kopi terbesar di tingkat Nasional.
"Kopi kita bawa dari Jombang, Bondowoso, dan Madiun, karena kita memang memiliki banyak pelaku usaha maupun petani kopi," ujar Basuki.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa untuk komoditas kopi dan cokelat, sebelum diikutkan dalam pameran, pihak Disbun Jatim telah melakukan pelatihan kepada para pelaku usaha du Puslit Koka Jember terkait pengolahan dan pemasaran produk.
"Jadi memang ada rangkaiannya sebelum kita aplikasikan disini, kita lihat dari hulu ke hilirnya, jika hilirnya sudah bagus maka akan kita ikutkan pameran," tambah Basuki.
Sementara itu, untuk produk unggulan yang terakhir yakni Kakao, Provinsi Jatim berada pada posisi sepuluh (10) besar produsen kakao di tingkat nasional.
"Kalau cokelat yang kita bawa ini dari Mojokerto, dan produksi ini bahkan sudah pernah ekspor, tetapi ini bukan berdiri sendiri tapi gabungan kerjasama antara Disbun Jatin dengan berbagai pelaku usaha," paparnya.
Dari seluruh komoditas unggulan tersebut, Basuki mengatakan bahwa selama Pameran Jatim Fest 2024 berlangsung, kopi dan cokelat merupakan komoditas yang paling diminati oleh pengunjung.
“Kopi dan cokelat banyak diminati oleh pengunjung, terutama generasi muda yang lebih menyukai cokelat, sementara kopi lebih disukai oleh kalangan yang lebih tua,” tambah Basuki.
"Kalau tembakau ini karena susah untuk nyoba rokoknya, karena untuk tempat pamerannya sendiri kan indoor jadi pengunjung tidak boleh merokok," ucap Basuki dengan canda.
Salah satu produk kopi yang menjadi perhatian pengunjung adalah Kopi "wine," yang diproduksi melalui proses fermentasi selama lebih dari satu bulan. Meskipun diberi nama kopi wine, produk ini tidak mengandung alkohol, melainkan fermentasi biji kopi merah yang belum dikupas.
"Ya produk ini memang lumayan menarik perhatian harganya sendiri 300 ribu rupiah per botol dengan isian 450-500 ml, karena memang proses pembuatannya unik dan memakan waktu," ucap Basuki.
Sebagai penutup, Basuki mengajak masyarakat untuk tidak hanya datang dan mengunjungi stand Dinas Perkebunan Jawa Timur di Jatim Fest 2024, namun juga mendukung berbagai produk lokal yang sudah beredar di pasaran.
“Yang masih sempat datang silahkan datang untuk melihat berbagai produk unggulan yang bisa menjadi referensi, dan terus dukung produk lokal yang tidak kalah saing dari produk-produk luar negeri," pungkasnya.
Jatim Fest 2024 menjadi ajang penting bagi Disbun Jatim untuk mempromosikan produk lokal dan memberikan dukungan bagi para pelaku usaha pertanian di Jawa Timur agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar negeri. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?