Dari Kasus Agus Buntung, Ungkap 8 Alasan Mengapa Perempuan Rentan Terjerat Manipulasi

Kasus Agus Buntung, seorang disabilitas tuna daksa yang dilaporkan oleh 19 perempuan atas dugaan pelecehan seksual, semakin menarik perhatian publik

15 Dec 2024 - 13:01
Dari Kasus Agus Buntung, Ungkap 8 Alasan Mengapa Perempuan Rentan Terjerat Manipulasi
Ilustrasi wanita dimanipulasi pria. (Freepik/Stockking)

Suarajatimpost.com - Kasus Agus Buntung, seorang disabilitas tuna daksa yang dilaporkan oleh 19 perempuan atas dugaan pelecehan seksual, semakin menarik perhatian publik. Agus, yang diketahui memanfaatkan kemampuan manipulatifnya, diduga menggunakan empati untuk menjerat korban. Rekaman suara yang tersebar menunjukkan, dia merendahkan diri untuk meraih simpati, kemudian membawa korban ke hotel atau penginapan. Kasus ini pun menyoroti pertanyaan besar: mengapa perempuan cenderung lebih mudah dimanipulasi?

Menurut penelitian dari School of Psychological Sciences, laki-laki sering kali menggunakan manipulasi untuk mencapai tujuan pribadi, sementara perempuan, dengan sifat emosional dan insting sosial yang tinggi, lebih rentan terhadap taktik tersebut. Berikut adalah delapan alasan mengapa perempuan lebih mudah dimanipulasi, dan mengapa pelaku seperti Agus Buntung bisa mengeksploitasi celah tersebut.

  1. Empati yang Mendalam Perempuan dikenal memiliki empati tinggi terhadap orang lain. Mereka cenderung merasa terhubung dengan kisah sedih orang lain, yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku manipulasi yang menyampaikan cerita menyentuh hati untuk mendapatkan kepercayaan.

  2. Keinginan untuk Membahagiakan Orang Lain Banyak perempuan merasa terdorong untuk membantu atau menyenangkan orang lain, baik dengan mendengarkan atau memberikan perhatian. Sayangnya, niat baik ini seringkali dimanfaatkan oleh individu dengan niat buruk yang menyembunyikan motif manipulatif mereka.

  3. Sifat Mudah Percaya Sifat ini seringkali membuat perempuan terperangkap dalam skenario manipulatif. Mereka yang berniat baik dalam membantu malah menjadi korban, karena lebih mudah percaya dan terbuka terhadap orang yang meminta bantuan.

  4. Rasa Tidak Percaya Diri Perempuan dengan rasa tidak percaya diri menjadi sasaran empuk bagi pelaku manipulasi. Dengan merendahkan harga diri, pelaku bisa mengendalikan pikiran dan keputusan korban, menjadikan mereka lebih mudah dipengaruhi.

  5. Kurang Ketegasan Ketidaktegasan dalam menyikapi situasi yang mencurigakan seringkali membuat perempuan terjebak dalam manipulasi. Keinginan untuk selalu berpikir positif terkadang menghalangi mereka untuk bertindak tegas terhadap perilaku yang merugikan.

  6. Emosi Mengalahkan Logika Dalam situasi tertekan, perempuan sering lebih mengandalkan emosi daripada logika. Ini memudahkan pelaku manipulasi untuk mengeksploitasi situasi dengan menekan korban secara emosional sehingga penilaian mereka kabur.

  7. Kurangnya Pemahaman Tentang Manipulasi Banyak perempuan yang tidak sepenuhnya memahami konsep manipulasi, yang membuat mereka sulit membedakan antara permintaan yang tulus dan perilaku manipulatif. Minimnya pengetahuan ini membuka ruang bagi pelaku untuk bertindak.

  8. Ketidakmampuan Menetapkan Batasan Diri Banyak perempuan yang kesulitan untuk menetapkan batasan pribadi dalam interaksi sosial. Ketidakmampuan untuk mengatakan "tidak" atau menolak permintaan yang tidak wajar sering kali membuat mereka menjadi korban manipulasi.

Fenomena manipulasi dalam kasus Agus Buntung ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran perempuan akan perlunya ketegasan dan pemahaman mengenai manipulasi. Dengan memperkuat batasan diri dan meningkatkan pemahaman, perempuan dapat lebih terlindungi dari tindakan eksploitasi dan manipulasi yang merugikan. (**)

sumber: beritasatu.comĀ 
Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow