Blockchain Masuk Kampus: ITS Bangun Pusat Riset Pertama di Indonesia
ITS Surabaya menggandeng Indonesia Blockchain Center untuk mendirikan pusat riset blockchain pertama di Indonesia, membuka peluang bagi mahasiswa menguasai teknologi web3 dan mendapatkan sertifikat internasional dari Dubai Blockchain Center.
SURABAYA, SJP - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, blockchain muncul sebagai salah satu inovasi yang mengubah cara dunia memandang data dan keamanan. Lebih dari sekadar teknologi penyimpanan informasi, blockchain menjadi pilar utama bagi web3, sistem internet generasi terbaru yang menawarkan keamanan, transparansi, dan efisiensi.
Bagi Indonesia, adaptasi terhadap teknologi ini menjadi sebuah keharusan untuk bersaing di era ekonomi digital. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengambil langkah besar dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Indonesia Blockchain Center.
Kerja sama ini menandai babak baru bagi pendidikan tinggi di Indonesia, dengan ITS menjadi pelopor pengembangan blockchain melalui pendirian cabang pertama Indonesia Blockchain Center di Tanah Air, yakni ITS Chapter, yang pusatnya ada di Departemen Manajemen Bisnis (MB) ITS.
Sebagai informasi, Indonesia Blockchain adalah bagian dari PT. Digital Syariah Teknologi di Indonesia. Sedangkan PT. Digital Syariah Teknologi berada di bawah naungan Dubai Blockchain Center, yaitu Blockchain Center resmi yang ada di Kementerian Perekonomian Dubai.
Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri ITS, Arman Hakim Nasution, mengungkapkan bahwa MoU ini merupakan langkah strategis untuk membangun ekosistem blockchain yang mendukung pendidikan, riset, dan pengembangan teknologi di Indonesia.
“ITS Chapter itu merupakan cabang dari Indonesia Blockchain Center yang pertama di Indonesia. Karena kita yang memulainya,” jelas Arman, Senin (9/12/2024).
Ia juga menjelaskan bahwa pusat riset blockchain akan ditempatkan di Departemen Manajemen Bisnis ITS, lengkap dengan ruang khusus untuk pengembangan keilmuan. Arman menyebut bahwa saat ini sudah ada empat dosen ITS yang sudah tersertifikasi.
"Satu bulan setengah yang lalu kita juga sudah ke beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Negeri Swasta (PTS), termasuk di Jakarta itu Universitas Gunadharma untuk mensosialisasikan Indonesia Blockchain Center itu," sebut Arman
Dengan kehadiran pusat riset Blockchain di ITS itu, Arman menyoroti potensi besar blockchain sebagai teknologi yang menjanjikan masa depan cerah, terutama dalam hal keamanan data.
“Blockchain itu adalah sistem web3.0. Kita belajar sistem keamanan datanya, bukan Bitcoin-nya. Sehingga ke depan, Indonesia mungkin akan memiliki kekuatan dari sisi manajemen data dan security yang jauh lebih baik,” ujarnya.
Lebih dari itu, kerja sama ini juga memberikan peluang besar bagi mahasiswa ITS untuk memperluas potensi terjun ke dunia Blockchain sebagai pilihan karir mereka, yang mana saat ini sedang marak dibuka di seluruh penjuru dunia.
“Misalnya, untuk posisi web designer berbasis blockchain, gajinya bisa mencapai Rp15 juta hingga Rp30 juta, tidak seperti pembuatan web 1.0 yang sudah tidak relevan di zaman sekarang,” tambahnya.
Direktur Utama PT. Digital Syariah Teknologi sekaligus perwakilan Indonesia Blockchain Center, Haji Hambali, menekankan bahwa kerjasama ini merupakan bagian dari upaya membangun kompetensi blockchain di Indonesia.
“Sertifikat internasional yang diterbitkan Dubai Blockchain Center adalah senjata bagi mahasiswa untuk mencari kerja dengan teknologi web3,” kata Haji Hambali.
Lebih jauh, Haji Hambali menjelaskan pentingnya blockchain sebagai teknologi masa depan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Mahasiswa adalah ujung tombak negara. Dengan blockchain, mereka akan siap menghadapi tantangan modernisasi perekonomian dunia,” tegasnya.
Pendirian Indonesia Blockchain Center di ITS tidak hanya menjadi langkah awal dalam adaptasi blockchain di dunia pendidikan tinggi, tetapi juga menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk bersaing di pasar global.
“Indonesia Blockchain Center berjuang untuk mensosialisasikan ilmu blockchain ke seluruh Indonesia. Dengan teknologi ini, kita tidak akan ketinggalan secara perekonomian,” tutup Haji Hambali.
Kerja sama ini diharapkan menjadi landasan bagi generasi muda Indonesia untuk menjawab tantangan di era ekonomi digital, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah global melalui inovasi teknologi. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?