Bazar Tani KaSurBoyo Vol. 2: Dukung Pertanian Perkotaan dan Eduwisata di Surabaya

DKPP Surabaya bersama mahasiswa MSIB Batch 6 dan kelompok tani Kampung Sayur Suroboyo gelar Bazar Tani KaSurBoyo Vol. 2 untuk mempromosikan program eduwisata dan produk hasil pertanian perkotaan.

09 Jun 2024 - 15:45
Bazar Tani KaSurBoyo Vol. 2: Dukung Pertanian Perkotaan dan Eduwisata di Surabaya
Pengunjung CFD Taman Bungkul, Surabaya membeli beberapa produk hasil pertanian perkotaan KaSurBoYo (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Bazar Tani Kampung Sayur Suroboyo (KaSurBoyo) kembali meramaikan kegiatan Car Free Day (CFD), Taman Bungkul Surabaya dengan menawarkan beragam produk hasil urban farming (pertanian perkotaan) asli dari tiap kampung.

Giat ini merupakan kali kedua Bazar Tani dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya dengan menggandeng mahasiswa program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) batch 6.

Salah satu mahasiswa MSIB, yakni Septinia Banderas yang menjadi Ketua Panitia Bazar Tani KaSurBoyo Vol. 2 menjelaskan bahwa tema yang diangkat kali ini adalah 'Ngedol Hasil Bumi Suroboyo' yang berarti 'Menjual Hasil Bumi Surabaya'.

"Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada warga Kampung Sayur Surabaya agar mereka tetap semangat dalam mengembangkan pertanian perkotaan," terang Septinia atau Nia, Ahad (9/6).

"Selain untuk mengenalkan Kampung Sayur kepada masyarakat luas, bazar ini juga bertujuan untuk mempromosikan produk hasil olahan tiap kampung," imbuhnya.

Ia menyebut bahwa kegiatan ini diikuti oleh seluruh kelompok tani KaSurBoYo, dengan jumlah total 9 kampung yang terdiri dari 4 Kampung magang , 5 kampung panel dengan komoditas yang berbeda-beda.

Kampung Magang:

1. Kampung Sayur Pintar Oase Tembok Gede, Bubutan

2. Kampung Sayur Sidosubur, Sidosermo 

3. Kampung Sayur Tambaksari Jaya, Tambaksari 

4. Kampung Sayur Jeko (Jeruk-Kelor) Tanah Kali Kedinding 

Kampung Panel:

1. Kampung Sayur Sri Rejeki Jitu, Kedurus 

2. Kampung Sayur Oase Songo, Simomulyo Baru

3. Kampung Sayur Sepoloh D'Bozem, Morokrembangan

4. Kampung Sayur Gangnamrojo, Mojo

5. Kampung Sayur Oase Ondomohen, Ketabang

Sebagai informasi, status magang berarti kampung tersebut secara sosial, aset, keunggulan maupun semangat masyarakat akan Urban Farming sudah terbentuk, namun belum memenuhi pakem untuk melaksanakan program Edukasi Wisata (Eduwisata).

Nia menegaskan bahwa meski statusnya berbeda, ke-sembilan kampung tersebut telah memiliki produk unggulannya masing-masing dan juga ikut dipromosikan dan dijual dalam Bazar Tani KaSurBoyo Vol. 2 kali ini.

"Misal Kampung Tambak Sari dengan olahan blimbing wuluh, bayam brasil dan pakcoy, ada juga Tembok Gede dengan olahan sinom dan rolade lele," sebut mahasiswa Prodi Ilmu Pariwisata Poltek Negeri Banyuwangi itu.

Sementara itu, Aseyan selaku Ketua Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede yang ikut hadir dalam bazar menjelaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan program Eduwisata yang sudah berjalan di kampung Plpanel dan akan berjalan di kampung magang, KaSurBoYo.

"Karena lahan kita ini kecil, kita tidak bisa mensuplai pasar secara rutin, namun kita bisa memberikan manfaat lain melalui program Eduwisata," kata Aseyan.

Kampoeng Sayur Pintar Oase Tembok Gede sendiri tidak hanya hadir dengan membawa beragam jenis olahan pangan saja, namun juga membawa Robot Delta yang sudah lama menjadi ikon kampung tersebut untuk menambah daya tarik stan bazar KaSurBoyo.

Aseyan berharap setelah diadakannya kegiatan ini, pemerintah setempat bisa membuat program khusus terhadap anak-anak sekolah di Surabaya untuk secara rutin melakukan kunjungan ke Kampung Sayur dan mengikuti program Eduwisata.

"Selain menjadi contoh baik bagi kampung lain, juga untuk beri edukasi kepada anak-anak tentang bagaimana mengenal lingkungan, mengolah sampah, dan bertani di tengah kota," tandasnya.

Masih dilokasi yang sama, Adi Candra selaku Koordinator-Mentor Eduwisata Pertanian Perkotaan mengungkapkan bahwa mahasiswa MSIB batch 6, tepatnya divisi Marketing & Promotion (Marpo) juga berperan besar dalam melakukan pemetaan potensi tiap-tiap kampung.

"Merekalah yang mendampingi kampung secara aktif selama kurang kebih 1 semester, mulai dari menyuguhkan saran Inovasi produk turunan hingga membantu proses branding," ucap Adi.

Peran tersebut berlanjut dengan tujuan akhir seluruh Kampung Sayur memenuhi pakem untuk melaksanakan paket eduwisata, dan kegiatan bazar kali ini juga merupakan salah satu upaya dari seluruh pihak untuk mewujudkan itu.

"Di bazar ini kita coba masuk langsung ke pasar bebas, dan ternyata produk kampung cukup diminati oleh masyarakat dan mudah-mudahan bisa terjual habis," terangnya.

Adapun Rahmad Kodariawan, SP., MM. selaku Kepala Bidang Pertanian DKPP Kota Surabaya juga ikut hadir untuk berikan support kepada seluruh pihak yang ambil peran dalam pengembangan kampung hingga bisa kembali menggelar bazar di CFD, Taman Bungkul.

"Bazar ini adalah upaya untuk mempromosikan eksistensi kampung sayur di Surabaya, jadi saya harap kedepannya bisa lebih baik dan bisa membuat masyarakat Surabaya lebih sejahtera," pungkasnya.

Selain Rahmad, kegiatan bazar ini juga dihadiri oleh seluruh Ketua Tim Kerja dan Mentor Eduwisata KaSurBoyo, meliputi Ita Trassetyanigsih, S.Sos., Slaviyanti, S.Sos., dan Yasmin Islamiyah, S.Si. yang juga datang untuk berikan dukungan.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow