Antisipasi Penyakit Lato-lato, Ini Langkah Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso

Partisipasi peternak dan masyarakat di Bondowoso sangat aktif dalam mengantisipasi terjadinya gejala-gejala penyakit LSD atau lato-lato ini. Sehingga, langkah dan penanganannya bisa sesegera mungkin.

15 Feb 2024 - 15:00
Antisipasi Penyakit Lato-lato, Ini Langkah Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso, Mohammad Halil, ketika dikonfirmasi suarajatimpost.com (Foto : Rzq/SJP)

Kabupaten Bondowoso, SJP – Penyakit lato-lato atau lumpy skin disease (LSD) umumnya menyerang sapi atau kerbau, dan terkadang bisa menyebabkan kematian. Jika hewan sudah terserang penyakit ini, maka dagingnya tidak layak dikonsumsi. 

Di Kabupaten Bondowoso ada satu temuan di wilayah Kecamatan Pakem, dimana ada ternak sapi yang terindikasi mengidap penyakit lato-lato. Oleh karena itu, Dinas Peternakan dan Perikanan (DPP) terus melakukan pendataan.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso, Mohammad Halil, ketika dikonfirmasi suarajatimpost.com, pada Kamis (15/2/2024) mengatakan, saat ini pihaknya melakukan pendataan di seluruh wilayah. 

“Para dokter hewan sudah melakukan pendataan di masing-masing Puskeswan. Kalau memang ada ternak yang terindikasi, maka kita isolasi dan lakukan pengobatan,” katanya saat dikonfirmasi di Pendopo Bupati Bondowoso.

Oleh karena itu, melalui tim yang dibentuk oleh DPP segera melakukan pendataan dengan melibatkan semua stakeholder dan masyarakat. Bahkan, kata Halil, para peternak diharapkan segera melapor jika ada temuan.

“Kita sudah bentuk tim dan bergerak cepat, agar penyakit ini tidak menular. Kalau ada indikasi, cepat kita karantina. Mohon dukungannya dari masyarakat, khususnya peternak. Ini sama halnya dengan proses penanganan PMK,” ujarnya.

Untuk saat ini, lanjut Halil, partisipasi peternak dan masyarakat di Bondowoso sangat aktif dalam mengantisipasi terjadinya gejala-gejala penyakit LSD atau lato-lato ini. Sehingga, langkah dan penanganannya bisa sesegera mungkin.

“Untungnya sekarang masyarakat semakin sadar dan mensupport. Artinya, manakala ada gejala penyakit seperti itu, masyarakat langsung melapor dan kami langsung bergerak cepat melakukan pengobatan,” tukasnya.

Dinas Peternakan dan Perikanan juga memetakan untuk wilayah yang paling rentan tertular penyakit lato-lato ini sebenarnya bisa dimana saja. Karena penyakit ini menular bukan hanya kepada sapi saja tetapi ke ternak lainnya, seperti kerbau dan kambing.

“Kemarin ditemukan ada di Kecamatan Pakem. Kami mendapat laporan dan tim dokter/medis langsung bergerak melakukan pengobatan, vaksinasi dan mengkarantina ternak tersebut,” tutur Halil.

Sama halnya seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) Dinas Peternakan dan Perikanan butuh kerjasama dengan semua stakeholder untuk mengatasi penyakit lato-lato ini, agar tidak terjadi di Bondowoso. (*)

Editor : Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow