Warga Desa Sanankerto Turen Malang Pertahankan Ekowisata Yang Mendunia

Sekira 11 tahun lalu atas inisiasi dari Kepala Desa setempat, bersama warga serta Pokdarwis, pihaknya membuka lahan hutan bambu untuk dijadikan wisata.

14 Oct 2023 - 07:30
Warga Desa Sanankerto Turen Malang Pertahankan Ekowisata Yang Mendunia
Wisata Boonpring Sanankerto Turen Kabupaten Malang (Hafid/SJP)

Kabupaten Malang, SJP — Boonpring merupakan Ekowisata yang tepat berada di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen Kabupaten Malang Jawa Timur.

Desa wisata ini pernah menyabet penghargaan The 5th ASEAN Rural Development and Property Eradication (RDPE) Leadership Award tahun lalu (2022) dan beberapa penghargaan bergengsi lain.

Terbentuknya wisata ini merupakan hasil jerih payah Kepala Desa, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Karang Taruna beserta warga Desa.

Masyarakat punya andil besar atas terwujudnya kawasan wisata Boonpring yang khas dengan hutan bambu dan mata airnya.

Beberapa wahana perahu bebek dan perahu bertenaga mesin diesel juga dihadirkan untuk memanjakan para wisatawan.

Lahan parkir yang begitu luas serta kolam renang dewasa dan anak juga tampak ramai di kunjungi wisatawan.

Menurut Bendahara Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) bernama Muji yang sedang melihat kolam berisi ratusan ikan mengatakan bahwa ada ratusan jenis bambu yang memang sudah berada di kawasan yang begitu luas ini.

"Luasnya kurang lebih 42 hektar dengan jenis pohon bambunya juga sangat beragam, tahun 2012 bersama-sama warga kita kerja bakti membuka lahan ini," ucapnya kepada suarajatimpost.com kala ditemui di lokasi, Sabtu siang (14/10/2023) kemarin.

Pihaknya menjelaskan, sekira 11 tahun lalu atas inisiasi dari Kepala Desa setempat bernama Subur, bersama-sama pihaknya membuka lahan hutan bambu untuk dijadikan wisata.

"Sekitar tahun 2012 kami berupaya secara sukarela membangun dan membuka wisata, awalnya kami kasih nama andeman," katanya.

Pihaknya menambahkan keterangan bahwa sejak dibukanya Andeman Hutan Bambu yang menjadi cikal bakal Boonpring, pihaknya sudah bisa merasakan hasil dari retribusi, namun sangat sedikit.

"Waktu itu hasilnya bisa buat teman-teman ngopi aja sudah Alhamdulillah,'" ujarnya mengenang cerita.

Ia melanjutkan ceritanya, di tahun 2017 wisata ini mulai kolaborasi dengan Bumdes.

"Di tahun-tahun itulah (2017-2019) wisata ini sudah memberikan hasil yang bagus, satu M (Miliar) per tahun dan perpekan bisa mencapai puluhan juta," jelasnya.

Muji memberikan keterangan bahwa kolaborasi antara Bumdes dan Pokdarwis tentu saja bukan tanpa masalah, banyak yang harus terus dievaluasi untuk terus mengembangkan ekowisata tersebut hingga hari ini.

"Kami pokdarwis bersama desa, Bumdes, anak-anak karang taruna desa (Sanankerto), satu payung berkeinginan membangun/mengembangkan desa wisata/wisata Boonpring yang lebih baik dari pada kemarin," terang Muji.

Pihaknya juga merasakan bagaimana harus bangkit kembali ketika Indonesia masih belum lepas dari Pandemi dan bisa dikatakan wisata ini di tahun pandemi mati suri dan sangat mengancam keberlangsungan Desa Wisata Boonpring.

"Banyak areal-areal yang terbengkalai saat itu, perlu penanganan khusus untuk mengerjakan bangunan-bangunan gazebo yang rusak," tukas Muji.

Tentunya, Bumdes, Pokdarwis dan seluruh elemen masyarakat akan terus berupaya agar menata kembali serta mengembangkan Boonpring baik dari segi manajemen serta sumberdaya alamnya. (*)

Editor: Queen Ve 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow