Tim Nasional Jerman Bukan Lagi Tim Panser?
Tim nasional Jerman dan Brasil kini tak lagi ditakuti di ajang internasional hingga hampir satu dekade
SJP - Mereka yang kini berusia di atas 30 tahun pasti mengenal kedigdayaan tim nasional Jerman dan Brasil.
Namun, kini keduanya tak lagi ditakuti.
PSSI nya Jerman, DFB, miliki memiliki lebih dari 7,3 juta anggota, dan lebih banyak orang yang bermain sepak bola terorganisir di Jerman dibandingkan di negara lain mana pun di dunia.
Sementara itu, potensi Brasil dalam menghasilkan bintang sepak bola hampir tidak terbatas.
Tidak ada negara lain yang mengekspor lebih banyak talenta ke liga luar negeri selain Brazil.
Pada tahun 2021, lebih dari 10.000 pesepakbola Brasil mendapatkan uang di luar negeri.
Selama beberapa dekade, kedua negara selalu menjadi favorit ketika berkompetisi di turnamen internasional besar.
Meskipun sudah 21 tahun sejak Brasil memenangkan Piala Dunia terakhir mereka—2002 di Jepang dan Korea Selatan—mereka telah memenangkan gelar tersebut sebanyak lima kali.
Empat gelar yang diraih Jerman, yang terakhir diraih pada tahun 2014, merupakan gelar terbaik kedua – sama dengan Italia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir ternyata Jerman dan Brasil tak lagi seperti yang diharapkan
Keduanya menutup jadwal internasional tahun ini dengan kekalahan di laga bergengsi.
Brasil kalah 1-0 dari rival beratnya, juara dunia Argentina, di Rio de Janeiro sekaligus kekalahan kandang pertama Seleção di kualifikasi Piala Dunia.
Laga tersebut dibayangi kerusuhan di tribun penonton Stadion Maracana.
Sedangkan Jerman mengalami kekalahan 2-0 setelah penampilan buruk melawan negara tetangga Austria di Wina.
Empat hari sebelumnya, tim asuhan pelatih Jerman Julian Nagelsmann sempat kalah 3-2 dari Turki di Berlin.
Jerman mengakhiri tahun 2023 dengan dua kekalahan berturut-turut.
Sedangkan Brasil tiga kali kalah selain dari Argentina yaitu kekalahan dari Uruguay (2-0) dan Kolombia (2-1) di pertandingan kualifikasi Piala Dunia.
Hanya sekali Brasil mengalami kekalahan beruntun yang lebih lama, ketika mereka kalah empat kali berturut-turut pada tahun 2001.
Rekor keseluruhan pada tahun 2023 juga sama buruknya bagi kedua tim, dengan keduanya kalah lebih dari separuh pertandingan mereka.
Brasil kalah 5 dari 9 pertandingan mereka, Jerman kalah 6 kali dari 11 pertandingan mereka.
Titik Balik Kedua Tim
Masalah yang dihadapi tim Jerman dimulai setelah salah satu kemenangan terbesar mereka sebagai juara Piala Dunia 2014 di Brasil.
Jerman gagal melewati babak semifinal Piala Eropa 2016 di Prancis.
Pada Kejuaraan Eropa 2021 yang tertunda karena COVID-19, Jerman berakhir setelah babak 16 besar.
Penderitaan belum cukup saat Jerman gagal melaju ke fase sistem gugur di Piala Dunia 2018 di Rusia dan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Brasil pun tak kalah miris di Piala Dunia 2014 yang juga merupakan titik balik bagi mereka.
Brasil finis di peringkat keempat dengan mengecewakan – dan kekalahan memalukan 7-1 dari Jerman di semifinal tampaknya berdampak jangka panjang.
Brasil dianggap sebagai salah satu favorit sebelum Piala Dunia 2018 dan 2022, tetapi mereka akhirnya angkat koper dan meninggalkan Rusia dan Qatar setelah tersingkir di perempat final.
Pelatih Yang Tepat
Persamaan lain yang dimiliki Brasil dan Jerman adalah sulitnya menemukan pelatih timnas yang tepat.
Ada konsensus umum bahwa masalahnya bukan pada kurangnya bakat di antara para pemain.
Baik Jerman maupun Brasil memiliki banyak pemain yang bermain di klub-klub internasional ternama, di mana mereka secara rutin menunjukkan potensi mereka di lapangan.
Namun, kehebatan mereka belum dimanfaatkan ketika mereka bermain untuk tim nasional mereka, yang ditandai dengan lemahnya pertahanan dan sedikit ancaman di depan gawang lawan.
Mantan pelatih Brasil, Tite, yang membawa Selecao meraih gelar Copa America pada 2019, mengundurkan diri pada awal tahun ini.
Federasi sepak bola Brasil (CBF) tidak dapat segera menemukan pengganti permanen, mereka menunjuk pelatih tim nasional U-20 Ramon Menezes untuk sementara.
Hasilnya, timnas Brasil kalah dalam dua dari tiga pertandingan yang dia tangani.
Pada bulan Juli, Fernando Diniz, pelatih klub yang sukses, mengambil alih tim nasional untuk sementara.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan pelatih Jerman Julian Nagelsmann, yang mengambil alih jabatan Hansi Flick pada bulan September 2023.
Baik Diniz dan Nagelsmann terikat kontrak jangka pendek dimana Diniz hanya menandatangani kontrak satu tahun.
Menurut Presiden CBF Ednaldo Rodrigues, Carlo Ancelotti akan mengambil alih jabatan pelatih timnas Brasil pada pertengahan 2024.
Namun, pemain Italia itu belum mengonfirmasi hal ini – dan dia masih terikat kontrak dengan Real Madrid.
Kontrak Nagelsmann sebagai pelatih Jerman hanya bertahan hingga akhir Piala Eropa 2024.
Jika Jerman tampil mengecewakan di kandang sendiri, pelatih berusia 36 tahun itu bisa saja kehilangan pekerjaan musim panas mendatang – sama seperti Fernando Diniz. (**)
sumber: berbagai sumber
editor: trisukma
What's Your Reaction?