Temukan Solusi Soal Sampah, Pemkot Probolinggo Gandeng BRIN

Menurut data yang dirilis oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, sepanjang tahun 2023, sekitar 22.762 ton sampah telah diangkut ke TPA Bestari dimana per harinya sekitar 62,3 ton sampah yang disumbang.

15 Mar 2024 - 22:15
Temukan Solusi Soal Sampah, Pemkot Probolinggo Gandeng BRIN
Penanganan soal sampah di Kota Probolinggo, membuat Pemkot setempat menggandeng BRIN guna mencari solusi konkret (Dok.DLH)

Kota Probolinggo, SJP - Persoalan sampah di Kota Probolinggo masih belum benar-benar sesuai dengan harapan, sebab diprediksi volume kian hari makin banyak. 

Terlebih lagi, volume sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bestari tersebut diprediksi pada akhir 2024 akan melebihi kapasitas. 

Tak ingin persoalan sampah ini terus berlarut, Pemkot Probolinggo menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait konsultasi teknis dalam penanganan sampah. 

Menurut data yang dirilis oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, sepanjang tahun 2023, sekitar 22.762 ton sampah telah diangkut ke TPA Bestari dimana per harinya sekitar 62,3 ton sampah yang disumbang. 

Meskipun angka ini mengalami penurunan sebesar 8 persen dari tahun sebelumnya, namun tetap merupakan masalah serius mengingat kapasitas terbatas TPA. 

Mayoritas sampah yang masuk ke TPA Bestari berasal dari rumah tangga, baik dari perkampungan maupun perumahan, mencapai 59,85 persen dari total sampah. 

Kecamatan Mayangan menjadi penyumbang terbesar, diikuti oleh Kanigaran dan Kademangan. 

TPA di Jalan Anggrek, Kota Probolinggo, juga memiliki potensi menyebabkan bencana longsor karena ketinggiannya yang sudah mencapai 18 meter dengan kemiringan sekitar 60 derajat.

Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, drg. Ninik Ira Wibawati, menjelaskan bahwa TPA Bestari saat ini menampung sekitar 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah anorganik. 

Hal ini menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti penumpukan sampah dan potensi pencemaran. 

Atas hal itu Pemkot Probolinggo berharap dapat mendapatkan saran dan langkah-langkah yang diperlukan dari BRIN.

Dalam rapat konsultasi teknis yang dipimpin oleh Sekda Ninik, Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Lukman Shalahuddin, turut hadir. 

Mereka membahas berbagai solusi integratif untuk mengatasi masalah sampah dan menciptakan produk ekonomis. 

Lukman Shalahuddin menyatakan bahwa BRIN memiliki banyak peneliti yang siap bekerja sama dengan Pemerintah Kota untuk menciptakan ekosistem inovatif melalui pendekatan integratif.

Agus Kismanto, seorang peneliti di Pusat BRIN, menyebut kelompok riset WtE (Waste to Energy) yang memiliki inovasi dalam pengelolaan sampah. 

Inovasi tersebut antara lain Lahsamor (Pengolah Sampah Organik), Lahsasimun (Pengolah Sampah menjadi Minyak), dan Lahsamdigas (Pengolah Sampah menjadi Gas). 

Inovasi ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan produk ekonomis seperti minyak, kompos, dan gas.

Pemerintah Kota Probolinggo juga berencana untuk menyusun Nota Kesepakatan Sinergis sebagai dasar perencanaan anggaran, yang merupakan gabungan antara Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). 

Langkah-langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dalam rapat konsultasi teknis. 

Selain itu, BRIN juga akan melakukan kunjungan ke Kota Probolinggo untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah sampah di kota tersebut. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow