Sosok Nurrochman, Berangkat Dari Tukang Sapu Hingga Jadi DPRD dan Menuju Wali Kota Batu

Cak Nur mengaku perjalanan karirnya dari anggota legislatif menuju Wali Kota Batu yang saat ini tengah ia rebutkan dengan dua paslon lain bukanlah hal yang sederhana.

13 Oct 2024 - 19:31
Sosok Nurrochman, Berangkat Dari Tukang Sapu Hingga Jadi DPRD dan Menuju Wali Kota Batu
Sosok Nurrochman bersama sang Istri (Istimewa/Instagram/Nurrochmansae/SJP)

KOTA BATU, SJP - Sosok Nurrochman pria asal Desa Sumberejo Kecamatan Batu yang saat ini fotonya bersama Heli Suyanto telah banyak menghiasi beberapa jalan raya dan daerah untuk kepentingan kampanye menjadi Wali Kota Batu.

Pria yang akrab disapa Cak Nur tersebut ketika dikonfirmasi pada Minggu (13/10/2024) mengaku perjalanan karirnya dari anggota legislatif menuju Wali Kota Batu yang saat ini tengah ia rebutkan dengan dua paslon lain bukanlah hal yang sederhana.

"Dulu sekali saya pernah menjadi tukang sapu di salah satu hotel di Kota Batu, kemudian juga pernah menjadi ketua serikat pekerja. Tak selang berapa lama, beralih menjadi wirausahawan, mengelola sayuran organik dan budidaya jamur tiram putih," urainya.

Berdasarkan pengalaman menjadi wirausahawan, Cak Nur terus melebarkan sayap di dunia politik yakni menjadi Kepala Desa Sumberejo. Tak sampai disana saja, ia juga terus mengembangkan karirnya sebagai staf di Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Pemkot Batu dan saat ini tercatat telah menjabat dua kali sebagai wakil rakyat.

Cak Nur secara gamblang juga menegaskan bahwa kiprahnya sebagai legislatif masih kurangn untuk mewadahi keinginan masyarakat Kota Batu. Sehingga ketika terbuka peluang untuk menjadi pucuk pimpinan kota yang terkenal akan pariwisatanya ini diambil olehnya.

"Tentunya tupoksi DPRD dan Wali Kota itu berbeda, apalagi kami didampingi oleh sosok yang juga asli Kota Batu dan berangkat sebagai petani yakni Heli Suyanto. Selain sebagai pembuktian bahwa putra daerah memiliki hak yang sama untuk memimpin kotanya, keinginan kami berdua untuk menampung aspirasi masyarakat dengan ending realisasi untuk kebaikan kota kelahiran menjadi faktor pendorong yang cukup kuat bagi kami," imbuhnya.

Oleh sebab itu jargon Mbatu SAE yang merupakan akronim dari Madani, Berkelanjutan, Agrokreatif, Terpadu, Unggul, Sinergi, Akomodatif, dan Ekologis akhirnya terpilih untuk diterapkan apabila amanah masyarakat dimandatkan kepada dirinya.

Secara tegas ia membeberkan bahwa tidak akan aada lagi jarak antara eksekutif dan masyarakat kolaborasi keduanya menjadi peran penting untuk mengembangkan Kota Batu sampai di kancah Nasional bahkan dunia.

"Simbiosis mutualisme, dimana masyarakat akan melakukan perannya dalam memimpin kami karena mereka adalah pemimpin yang sebenarnya. Kemudian kami berikan feedback dengan kinerja kami berupa peningkatan insentif bagi petugas pelayanan masyarakat, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan sektor pertanian," pungkasnya. (***)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow