Tiga Cabup Nganjuk Saling Tawar Solusi Atasi Konflik Perguruan Silat pada Debat Publik Terakhir

21 Nov 2024 - 09:29
Tiga Cabup Nganjuk Saling Tawar Solusi Atasi Konflik Perguruan Silat pada Debat Publik Terakhir
Debat ketiga cabub dan cawabub Nganjuk digelar di Hotel Mercure Surabaya (Foto: Tangkapan layar Youtub TV9)

SURABAYA, SJP - Debat terakhir calon bupati (cabub) Nganjuk yang digelar di Hotel Mercure Surabaya menjadi perhatian besar masyarakat. Terutama karena isu konflik antar-perguruan silat menjadi salah satu topik yang diangkat.

Konflik ini telah lama menjadi tantangan sosial di Kabupaten Nganjuk. Banyak pihak menantikan bagaimana para kandidat cabup menawarkan solusi konkret untuk masalah ini. Dalam debat itu, para kandidat memberikan pandangan dan rencana mereka.

Pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Muhammad Muhibbin dan Aushaf Fajr Herdiansyah menawarkan solusi untuk mengatasi konflik antar-perguruan silat di Kabupaten Nganjuk. Menurut pasangan ini, tidak harus membenturkannya dengan aparat penegak hukum (APH).

Di hadapan panelis, Aushaf Fajr Herdiansyah mengatakan, perguruan silat merupakan kekayaan budaya yang harus terus dilestarikan. Sehingga untuk meminimalisir munculnya konflik, maka setiap perguruan silat perlu dirangkul dan diberikan wadah komunikasi bersama.

“Saya tidak setuju kalau ini dibenturkan dengan APH. Itu adalah kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Nganjuk. Yang dibutuhkan para pemuda dan pemudi ini harus kita rangkul,” ucapnya, dalam debat ketiga di Hotel Mercure Surabaya, Rabu (20/11/24) malam.

Pengusaha muda itu mengatakan, terjadinya konflik antar-perguruan itu karena kurangnya kesepahaman antarkelompok. Sehingga untuk mengatasi hal itu, dia akan mencanangkan sebuah program yang turut melibatkan komunikasi aktif antar-perguruan silat di Nganjuk.

“Harusnya mereka dibekali pelatihan dan komunikasi yang aktif antar-perguruan silat. Kami di sini memiliki program. Kita akan bikin event, yang mempersatukan perguruan silat. Khususnya yang ada di Kabupaten Nganjuk," sambungnya.

Aushaf mengatakan, bila dirinya terpilih sebagai bupati Nganjuk, dia akan membina dan melatih serta meningkatkan rasa toleransi anak-anak muda dengan tidak perlu menghilangkan identitas masing-masing perguruan silat.

“Ini langkah yang lebih efektif dan efisien. Tidak perlu menghilangkan identitasnya,” ucap dia.

Di lain pihak, cabub Nganjuk nomor urut 3, Marhaen Djumadi berpandangan, agar perguruan silat terhindar dari konflik, perlu berkoordinasi dengan APH dan memberikan pemahaman terkait kurikulum yang bersifat universal untuk diterapkan di masing-masing perguruan silat. 

“Menurut kami, lebih melakukan komunikasi dengan APH. Yang intinya kita harus adil. Siapa pun yang melanggar, berhak terkena pasal hukum,” ujarnya saat debat publik kemarin, Rabu (20/11/2024).

Lebih lanjut Marhaen berpendapat, kurikulum perguruan silat perlu ditinjau ulang. Hal itu untuk mengurangi fanatisme di lingkungan perguruan silat. Menurutnya, kurikulum yang diterapkan harus bersifat universal dan tidak hanya untuk kelompoknya sendiri.

Marhaen juga menyinggung soal aturan batas usia bagi anggota perguruan silat. Sebab menurut hemat dia, konflik antar-perguruan silat yang selama ini terjadi lebih banyak ditimbulkan oleh anggota yang masih berusia 15 tahun ke bawah. 

"Jika kami terpilih, kami akan membatasi usia anggota yang ikut dalam perguruan silat. Banyak sekali yang usianya di bawah 15 tahun dan kemudian banyak menimbulkan masalah,” jelasnya. 

Gagasan lain datang dari paslon nomor urut 2, Ita Triwibawati. Dia menyodorkan program khusus sebagai solusi penyelesaian konflik antar-perguruan silat. Yakni program Sentra Jaya Merta. Nantinya, setiap perguruan silat bisa unjuk gigi menampilkan kesenian–kesenian mereka. 

“Kami memiliki program Sentra Jaya Merta. Program ini bisa dipakai untuk menampilkan budaya dari silat tersebut,” tutur perempuan yang akrab dipanggil Bunda Ita itu, Rabu (20/11/2024).

Dinamisnya atmosfer debat itu mendapat respons positif dari masyarakat Nganjuk. Banyak yang mengapresiasi ide-ide segar yang ditawarkan para cabup. Tetapi ada juga yang meragukan kemungkinan terwujudnya janji-janji tersebut.

Salah seorang warga Kertosono, Udin (37) menyatakan harapannya agar solusi yang diajukan tidak hanya berhenti di panggung debat. Dia mengaku sudah lelah dengan konflik itu. Siapa pun yang terpilih, diharapkan benar-benar bisa membawa kedamaian.

Menurut Udin, konflik perguruan silat di Nganjuk merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Debat itu memberikan gambaran tentang visi para cabub dalam menangani permasalahan tersebut.

“Siapakah yang akan membawa perubahan? Hasil pilkada mendatang akan menjadi penentu arah masa depan Nganjuk,” ucapnya, Kamis (21/11/2024).

Untuk diketahui, debat ketiga Pemilihan Bupati (Pilbup) Nganjuk ketiga ini mengusung tema: mengelola birokrasi yang akuntabel dan berkeadilan sebagai komitmen pemerintah hadir untuk masyarakat.

Debat terakhir itu diikuti oleh ketiga paslon bupati dan wakil bupati Nganjuk. Paslon nomor urut 1, Muhammad Muhibbin dan Aushaf Fajr Herdiansyah. Paslon 2, Ita Triwibawati dan Zuli Rantauwati. Paslon 3, Marhaen Djumadi dan Trihandy Cahyo Saputro. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow