Rekayasa Keselamatan Proses: Program Studi Baru ITS untuk Tingkatkan Keselamatan Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuka Program Studi Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) untuk mencetak profesional yang kompeten dalam keselamatan industri, mendukung kemandirian ekonomi nasional, dan menyediakan karir luas di sektor industri.
Surabaya, SJP - Pengembangan hilirisasi industri di Indonesia adalah langkah strategis pemerintah untuk mendorong kemandirian ekonomi nasional, namun dalam praktiknya, aspek keselamatan teknis dan keselamatan pekerja sering kali diabaikan.
Kekurangan tenaga profesional di bidang rekayasa keselamatan turut berkontribusi pada masalah ini, maka diperlukan SDM yang kompeten dalam mengelola dan mengoptimalkan prosedur keselamatan di berbagai sektor industri, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan efisien.
Guna mewujudkan hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meresmikan Program Studi S1 Rekayasa Keselamatan Proses (RKP), atau Safety Engineering yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi jalur seleksi Mandiri di ITS.
ITS membuka Prodi RKP sebagai wujud dukungan terhadap perkembangan industri di Indonesia tanpa mengurangi kesadaran akan urgensi keselamatannya, lulusan dari prodi ini digadang-gadang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap keselamatan manufaktur maupun pekerja.
Kepala Departemen Teknik Mesin ITS Dr. Ir. Atok Setiawan M.Eng.Sc. mengungkapkan bahwa RKP ini masih berada di bawah naungan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS).
“Selain mempelajari mata kuliah dari berbagai departemen di FTIRS, mahasiswa RKP juga akan diajarkan kemampuan manajerial,” terang Atok, Rabu (29/5).
Perihal teknis, peserta didik di prodi ini akan dibekali dengan kemampuan mengoperasikan perangkat lunak untuk merancang, mengoperasikan, memodifikasi, dan melakukan pemeliharaan yang berfokus pada keselamatan.
Dari sisi nonteknis, peserta didik mendapat kemampuan manajerial seperti sistem manajemen keselamatan yang mempelajari regulasi keselamatan skala nasional maupun internasional.
Atok menambahkan bahwa prodi ini juga menyediakan fasilitas praktikum yang memadai, diantaranya laboratorium mekanika dan permesinan fluida, serta laboratorium pengukuran keandalan risiko dan keselamatan.
“Kami juga menyediakan laboratorium simulator agar mahasiswa dapat menyimulasikan secara langsung operasional dari pembangkit listrik,” papar lelaki lulusan Teknik Mesin ITS tahun 1988 ini.
Ia menerangkan bahwa ada perbedaan dari prodi RKP dengan prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ada di kampus-kampus lainnya yang lebih berfokus pada bidang kesehatan para pekerja.
Sedangkan RKP bertujuan melahirkan lulusan yang mampu meninjau dan menginvestigasi proses keselamatan dari segi teknis.
“Contohnya, jika terjadi ledakan pada sebuah industri, lulusan RKP mampu menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan tersebut,” beber Atok.
Lebih lanjut, menurut Atok, lulusan RKP memiliki kesempatan besar berkarir dalam bidang industri, utamanya bidang pertambangan dan petrokimia, atau bahkan dalam instansi pemerintah.
“Lulusan RKP memiliki kesempatan kerja yang luas karena sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industri,” tutur Ketua Laboratorium Pembakaran dan Sistem Energi ITS ini.
Atok meyakinkan bahwa pembukaan prodi RKP ini telah melalui proses pertimbangan yang matang sehingga kualitas pengajaran tidak perlu diragukan.
“Kami menyiapkan pengajar yang ahli dalam bidang rekayasa keselamatan untuk menciptakan lulusan yang terunggul dan aman, safety is priceless,” pungkasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?