Ramai Pengungkapan Penerima KIP-K Salah Sasaran, Begini Respon ITS
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memastikan bahwa verifikasi KIP-K untuk 3.689 mahasiswa ITS dari tahun 2019 hingga 2024 sudah sesuai untuk menghindari kejadian salah sasaran penerima.
Surabaya, SJP - Pertengahan tahun 2024 jagat sosial media sempat diramaikan dengan polemik dan pengungkapan banyaknya penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang dianggap tidak tepat sasaran.
Berkenaan dengan isu itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memastikan bahwa verifikasi KIP-K untuk 3.689 mahasiswa ITS dari tahun 2019 hingga 2024 sudah sesuai untuk menghindari kejadian salah sasaran penerima.
Pada 2023 lalu, sebanyak 459 mahasiswa ITS tercatat sebagai penerima KIP-K Skema 1 dan 348 mahasiswa lainnya tercatat penerima KIP-K Skema 2, sedangkan pada tahun 2024 ini sendiri, kuota pembiayaan KIP-K telah mencapai 1050 mahasiswa.
Ketua Subbagian (Kasubag) Layanan Mahasiswa dan Kesejahteraan Mahasiswa ITS, Friana Ekawati menjelaskan bahwa verifikasi penerima KIP-K ITS telah mengikuti arahan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI No 13 Tahun 2023 dan Peraturan Rektor ITS No 16 Tahun 2023.
“Verifikasi KIP-K berupa harus terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Mahasiswa (DTKS), memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan bukti gaji orang tua yang valid,” jelas Friana, Minggu (12/5).
Dalam proses pengecekan, jika ada data yang dirasa meragukan maka akan langsung dilakukan inspeksi terkait kesesuaian data yang tertera di ajuan beasiswa KIP-K dan Sistem Pendataan Mahasiswa Baru (SIPMABA) ITS.
Friana membeberkan bahwa inspeksi dilakukan dengan cara membandingkan data antara level uang kuliah tunggal (UKT) mahasiswa yang telah disetujui oleh kepala departemen dengan berkas yang diunggah di laman KIP-K.
“Panggilan tatap muka juga akan dilakukan untuk memastikan pemeriksaan yang menyeluruh,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa ITS melakukan pemeriksaan secara berkala setiap semester terkait data penerima beasiswa, dan jika ditemukan mahasiswa yang awalnya tidak mampu sudah dinilai cukup finansial, maka akan dilakukan pemanggilan untuk validasi ulang data.
“Bila terbukti telah mampu, maka mahasiswa tersebut diberikan pilihan untuk menggugurkan beasiswa tersebut atau ditanggalkan kesertaan beasiswanya oleh ITS,” tambahnya.
Menanggapi banyaknya isu beasiswa salah sasaran di tengah masyarakat, Friana mengungkapkan bahwa saat ini Direktorat Kementerian Mahasiswa (DITMAWA) ITS telah membuka layanan pengaduan penerima beasiswa KIP-K yang tidak tepat sasaran.
“Kami juga akan menjamin data pelapor tetap anonim selama penyelidikan lebih lanjut,” ujar Friana.
Friana juga menyebut bahwa di ITS juga ada beasiswa selain KIP-K yang terbuka bagi mahasiswa ITS yang kurang mampu secara finansial, dengan itu ia berharap mahasiswa yang telah mendapatkan beasiswa agar dapat menggunakan dana yang diterima dengan sebaik mungkin.
“Pada akhirnya, kebijaksanaan tersebut kembali pada kesadaran diri masing-masing mahasiswa,” pungkasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?