Polisi Temukan Bukti Penting Kecelakaan Truk vs Bus di Tol Malang-Pandaan
Ini yang menyebabkan truk berhenti sebab kondisi truk mengalami over heat, karena ada kebocoran pada cooling system sebelumnya.
MALANG, SJP — Kepolisian Resor (Polres) Malang paparkan progres penanganan peristiwa kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) yang terjadi di Tol Malang-Pandaan kilometer 77+200, Lawang, Kabupaten Malang yang melibatkan 52 orang dengan 4 korban meninggal dunia.
Tentunya, kejadian memilukan yang melibatkan satu unit bus Hino Tirto Agung dengan penumpang rombongan dari SMPIT Darul Qur'an Bogor dan truk pengangkut pakan ternak, perlu untuk dilakukan pendalaman.
Dalam agenda Konferensi pers bersama awak media kali ini Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana bersama pihak Kejari, Jasa Raharja, Jasa Marga.
Ia katakan jika ada temuan dalam pemeriksaan truk yang mengangkut makanan ternak tersebut sejumlah 11,2 Ton.
Sebenarnya truk tersebut tidak kelebihan muatan sebab jika melihat hasil kelayakan muatan truk adalah kondisi di mana beban yang dibawa, tidak melebihi batas maksimal atau overload.
AKBP Putu menyebut sebelum laka terjadi, jika kendaraan truk yang dikendarai Sigit Winarno (65) tanpa kenek tersebut mengalami over heat sebelum berhenti juga adanya selang radiator lepas.
"Ini yang menyebabkan truk berhenti sebab kondisi truk mengalami over heat, karena ada kebocoran pada cooling system sebelumnya," terang AKBP Putu, Rabu 25/12/2025.
Menurutnya, kondisi truk yang mengalami lepas kendali sebelum benturan ada di lajur kanan dalam kondisi mesin masih menyala.
Dari pengakuan sopir, ia kemudian menghentikan truknya di lajur kiri dari arah Surabaya menuju Malang, lalu sopir tanpa kenek itu keluar untuk mengganjal roda depan agar tidak mundur sebab kondisi jalan menanjak.
Namun nahas, pengganjal dari kayu tidak mampu menahan truk, sebab beban ribuan kilogram berada di belakang, sedangkan sopir mengganjal di roda depan, sehingga truk meluncur tanpa kendali dan bus Tirto Agung dari arah yang sama menabrak truk tersebut.
AKBP Putu jelaskan jika terjadinya tabrakan berdasarkan hasil rekaman berada di lajur kanan.
"Kami menduga tabrakan berada di lajur kanan sesuai hasil rekaman CCTV. Bus kesulitan untuk menghindari truk yang mundur karena di lajur kiri ada kendaraan yang melintas," tukasnya.
Pihaknya menyebut jika titik benturan ada disisi kiri belakang truk dengan bagian kanan depan bus yang mengakibatkan 4 korban meninggal dunia di tempat kejadian.
"Kondisi korban meninggal dunia terlihat paling berat adalah sopir bus. Bagaimana ini bisa terjadi? dari hasil olah TKP dan cek kecepatan bus yang melaju melalui GPS yang melekat di Bus Tirto Agung," jelas AKBP Putu.
"Dari pantauan GPS, truk hilang dan berhenti di kecepatan 82 Kilometer per jam, asumsi dari hasil rekam GPS ini, bus tidak sempat mengerem, karena jalur persiapan menikung dan menanjak, sehingga asumsi kami sopir bus dikejutkan dengan adanya truk yang mundur tanpa kendali," tutupnya.
Sopir truk telah dijadikan tersangka atas peristiwa ini, namun belum dilakukan penangkapan sebab masih dirawat di rumah sakit dengan penjagaan ketat. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?