Perkara Swinger Party di Kota Batu Disorot DPC IHSA

KOTA BATU, SJP - Pasca ditangkapnya 12 orang diduga pelaku kegiatan pesta seks tukar pasangan (swinger party) di Kota Batu, membuat Ketua DPC IHSA (Indonesia Home Stay Association) Jatim Natalina mendorong agar Pemkot segera membuatkan regulasi.

Dikonfirmasi pada Sabtu (5/10/2024), peristiwa yang meramaikan jagat maya tersebut cukup mencoreng organisasi yang bertujuan memberikan pelayanan bagi wisatawan yang hendak beristirahat di tempat wisata, dengan suasana seolah rumah milik sendiri.

"Entah itu berupa perwali atau SOP atau apapun yang sifatnya agar mereka (pemilik/pengelola) Home Stay di Batu tidak liar atau tidak terarah dalam pengelolaan Home Stay," tuturnya.

Terlebih IHSA tidak pernah menghalangi siapapun yang ingin berusaha untuk membuat home stay meskipun eharusnya pemilik atau pengelola penginapan rumah bisa mengerti dan memahami tentang pengelolaan home stay yang benar dan aman.

Sehingga home stay tidak sampai digunakan sebagai tempat untuk hal-hal yang tidak benar, seperti kasus yang baru diungkap Polda Jatim beberapa waktu lalu dan tidak semerta-merta asal membuka serta asal mendapatkan uang.

"Karena sesuai dengan konsep homestay, maka pemilik rumah biasanya juga ada di tempat itu, namun akan pindah ke ruang lain apabila rumahnya dibooking oleh tamu. Pemilik rumah juga masih bisa berintetaksi untuk mengenalkan budaya Kota Batu. Dengan rinteraksi dengan keluarga baru ini, tentunya tamu bisa menikmati sesuatu yang berbeda," imbuhnya.

Oleh sebab itu ia berharap Pemkot Batu dapat mengeluarkan regulasi tentang perijinan Home Stay meskipun tidak harus selengkap perijinan layaknya usaha perhotelan sehingga ketika terdapat SOP yang dikeluarkan Pemkot Batu maka tujuannya adalah tidak melenceng dari tujuan IHSA. (*)

Editor: Rizqi Ardian