Peringati Hari Down Syndrome, Suarakan Perlakuan Sama Layaknya Manusia

Pembina komunitas Words, Dr dr Ariani MKes SpA (K) tersebut, menyuarakan perlakuan yang selayaknya manusia, dengan maksud untuk menghilangkan stigma negatif kepada anak down syndrome, lantaran 'We are people, treat us like people' (Kami adalah manusia, perlakukan seperti manusia).

03 Mar 2024 - 12:45
Peringati Hari Down Syndrome, Suarakan Perlakuan Sama Layaknya Manusia
Anak-anak penyandang down syndrome menampilkan berbagai talnta seni. (SJP)
Peringati Hari Down Syndrome, Suarakan Perlakuan Sama Layaknya Manusia

Kota Malang, SJP - Peringatan Hari Down Sindrom, yang mengusung tema 'End the stereotype', di gelar di Malang Creative Center (MCC) lantai II, Ahad (3/3/2024).

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Pembina komunitas Words, Dr dr Ariani MKes SpA (K) tersebut, menyuarakan perlakuan yang selayaknya manusia, dengan maksud untuk menghilangkan stigma negatif kepada anak down syndrome, lantaran 'We are people, treat us like people' (Kami adalah manusia, perlakukan seperti manusia).

"Mereka juga manusia jadi perlakukan sama selayaknya manusia yang lain. Meskipun anak-anak ini punya keterbatasan," ucap Pembina komunitas Words, Dr dr Ariani MKes SpA (K), kepada awak media, Ahad (3/3/2024).

Menurut Ariani, kali ini peringatan hari down syndrome sedunia ini, sengaja diselenggarakan lebih awal, yang semestinya Hari Down Syndrome jatuh pada 21 Maret 2024, yang mana, di hari tersebut masuk bulan puasa.

"Acara ini dihadiri setidaknya sekitar 170 anak down syndrome, mereka dari Malang Raya dengan berbagai usia. Mulai balita sampai usia 25 tahun," jelasnya.

Dalam kesempatan ini penyandang down syndrome menampilkan berbagai talnta seni, seperti pantomim, dance, perkusi, angklung, tari bantengan, dan fashion show. Lewat penampilan ini, mereka yang memiliki kelebihan dilatih dan ditunjukkan pada semua orang. 

Komunitas ini berharap kepedulian dari seluruh masyarakat agar membantu down syndrome bersosialisasi dan mendapat fasilitas seperti yang manusia yang lain, baik pendidikan, kesehatan, atau fasilitas umum lainnya. 

Words sendiri merupakan komunitas pemerhati anak down syndrome di Malang Raya. Komunitas ini juga terbuka untuk semua anak down syndrome yang berasal dari luar Jawa.

Meski memiliki keterlambatan pertumbuhan mental, penyandang down syndrome sangat sensitif dan humble. Sebenarnya mereka mudah beradaptasi dengan orang baru. 

Tak hanya pendampingan anak, tetapi komunitas Words membantu orang tua agar lebih siap menghadapi anak down syndrome. 

Words berharap orang tua yang memiliki anak down syndrome agar lebih terbuka, tidak merasa malu atau bahkan mengucilkan anak tersebut. Diantaranya dengan membangun stigma positif down syndrome bukan aib.

"Anak down syndrome tidak punya dosa dan mereka punya berbagai kelebihan," pungkas Ariani. (*)

Editor: Toski Dermaleksana 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow