Pasangan Bagus Daftar ke KPU Bondowoso, Tersirat Filosofi Becak dan Pepatah Arab
Bambang Soekwanto dan Gus Moh Baqir mendaftar ke KPU dengan menaiki becak bersama iring-iringan ribuan pendukung.
Kabupaten Bondowoso, SJP - Filosofi becak, yang mengedepankan orang lain dari pada diri sendiri menjadi simbol bahwa, seorang pemimpin harus bisa mengesampingkan kepentingan pribadinya demi mewujudkan kepentingan masyarakat.
Hal ini menjadi bukti bahwa pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada Bondowoso, Bambang Soekwanto dan Gus Baqir atau yang disebut sebagai pasangan Bagus, bakal mengedepankan kepentingan masyarakat jika kelak terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso pada Pilkada 27 November mendatang.
Kenapa demikian, pasangan Bagus ini mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bondowoso dengan menaiki becak, diiringi oleh ribuan pendukung, dari berbagai kalangan, baik masyarakat umum maupun dari kalangan santri, pengurus partai pengusung dan pendukung serta para simpatisan.
Ada makna sebuah kesederhanaan yang dibawa pasangan Bagus saat mendaftar ke KPU Bondowoso dengan menggunakan becak. Hal itu mencerminkan sebuah karakter pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi dan golongan.
"Becak digerakkan dan didorong dengan roda belakang, roda depan hanya menerima saja. Jadi pendorong pembangunan di Bondowoso adalah rakyat, bukan Bambang Soekwanto dan Ra Baqir. Artinya, pasangan Bagus adalah pelayan masyarakat," ungkap dia.
Sementara itu, Bambang Soekwanto menilai pasangan dirinya, Gus Baqir yang saat ini masih muda, sangat potensial untuk menjadi calon pemimpin Bondowoso di masa yang akan datang.
"Anak muda adalah kekuatan dan ini masa depan Bondowoso. Jadi kami menggandeng anak muda yang potensial untuk menjadi pemimpin Bondowoso," singkatnya.
Perihal muda adalah kekuatan, Gus Moh Baqir dengan singkat padat dan jelas menyampaikan sebuah pepatah arab yang menekankan pentingnya peran dan kontribusi pemuda dalam memimpin masa depan.
Dirinya berkata, perkembangan dan kualitas pemuda hari ini akan berdampak besar pada arah dan kemajuan masyarakat di masa yang akan datang.
"Syubbanul yaum rijalul ghad. Kalau anak muda di hari ini tidak mau untuk maju, maka masa depan akan diberikan kepada siapa," begitu katanya, singkat dan padat.
Pepatah arab ini menunjukkan bahwa, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Pepatah ini juga menyiratkan bahwa nasib sebuah bangsa di masa mendatang tergantung kualitas generasi hari ini, dan bahwa kualitas seseorang akan ternilai baik dari akhlaknya.
Oleh karena itu, pepatah ini juga menyiratkan bahwa pemuda harus memiliki semangat, pantang menyerah, dan tidak putus asa. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?