ODGJ di Bondowoso Nyaris Habisi Keluarga dan Tetangganya
Pelaku dinyatakan ODGJ karena menurut keterangan keluarga, RHN sempat dilakukan perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) selama 2 bulan.
BONDOWOSO, SJP - Seorang perempuan bernama Rohani (35) yang dinyatakan sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso, hampir saja menghabisi suami dan beberapa tetangganya.
Menurut keterangan dari Kapolsek Pakem, kejadian terjadi sekira pukul 07.00 WIB. Pembacokan dilakukan pelaku ODGJ menggunakan senjata tajam berjenis parang.
"Kami mendapatkan laporan dari masyarakat, lalu kita cek langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta melihat kondisi korban," ungkap Kapolsek Pakem, Iptu Harri Putra Makmur, Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, pelaku memang benar ODGJ yang pernah melakukan perawatan dan pengobatan yang berlangsung selama 2 bulan dan sudah 2 kali masuk rehabilitasi. ODGJ ini mendapatkan senjata tajam dari dapur rumahnya.
"Yang memantik terjadinya kejadian pembacokan ini, karena pelaku tidak mendapatkan pengobatan yang intensif, akhirnya pelaku kambuh dan melakukan pembacokan kepada suami dan 2 orang tetangganya," jelas Harri.
Korban di antaranya adalah suami pelaku sendiri, Rahjuri (48), Sanwi (75) dan Suwarni (60). Ketiga korban langsung dilarikan ke Puskesmas karena mengalami luka bacok. Ketiganya adalah warga Desa Andungsari. Sedangkan pelaku ODGJ warga Desa Ampelan, Kecamatan Wringin yang menikah dengan suaminya warga Desa Andungsari.
"Untuk Sanwi sudah bisa langsung dipulangkan. Sedangkan kedua korban lainnya, Rahjuri dan Suwarni masih dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," tandasnya.
Sementara, Pekerja Sosial Ahli Muda, Dinas Sosial P3AKB, Kusuma Noviandry membenarkan jika Rohani pernah menjalani rehabilitasi di RSUD dr H Koesnadi Bondowoso. Dirinya juga menyebut jika ODGJ tersebut kambuh karena berhenti mengonsumsi obat.
"Sejak 2017 sudah dilakukan pendampingan. Terakhir berobat dan diopname diperkirakan setahun yang lalu," ungkapnya.
Kendala yang dialami oleh ODGJ sehingga berhenti berobat, katanya, adalah jarak antara tempat tinggal dengan rumah sakit. Oleh sebab itu, nantinya, pria yang akrab dipanggil Andry ini, Dinas Sosial P3AKB akan melakukan pemetaan lokasi tempat tinggal para ODGJ di Kabupaten Bondowoso.
"Insyaallah tahun depan, untuk kecamatan terluar, akan kita petakan dan kita akan adakan layanan antar jemput, untuk berobat," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur RSUD Dr H Koesnadi, dr Yus Priyatna, yang mengatakan, pelaku sudah sering berobat dan sering masuk rehabilitasi.
"Rohani adalah pasien Paviliun Seroja sudah berobat 4 kali. Terakhir berobat sekitar 1 tahun yang lalu. Saat ini sudah dirawat inap di Paviliun Seroja RSUD dr Koesnadi Bondowoso," pungkasnya.
Saat ini, jumlah ODGJ di Kabupaten Bondowoso keseluruhan berdasarkan Dinas Kesehatan ada 1.000 jiwa. Sedangkan data di Dinsos P3AKB yang sudah fix di 13 kecamatan, ada 400 ODGJ. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?