Musmulidi Rudik, Warga Pra Sejahtera yang Tak Pernah Dapat Bantuan
Pantauan suarajatimpost.com, kondisi kamar beralaskan kasur usang ditambah perapian dengan menggunakan tungku kayu. Pria berusia 42 tahun tersebut terpaksa hidup di rumahnya dengan bau dari kotoran sapi karena keadaan.
Kota Batu, SJP - Musmulidi Rudik warga RT 78 RW 12 Dusun Sumbersari Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji, merupakan warga pra sejahtera yang menempati rumah tidak layak huni lantaran menjadi satu dengan hewan ternak.
Pantauan suarajatimpost.com, kondisi kamar beralaskan kasur usang ditambah perapian dengan menggunakan tungku kayu. Pria berusia 42 tahun tersebut terpaksa hidup di rumahnya dengan bau dari kotoran sapi karena keadaan.
"Kalau penghasilannya tidak menentu karena kerja saya hanya buruh tani lepas. Jadi ketika ada yang membutuhkan tenaga saya, satu minggu maksimal tiga kali dengan penghasilan Rp 60 ribu sehari," tuturnya pada Rabu (7/2/2024).
Ia juga mengaku sudah tujuh tahun hidup di rumah yang ia bangun dari tiang bambu dan triplek pemberian teman-temannya. Sebelumnya ia menempati rumah milik orang tuanya yang berada di wilayah tersebut.
Kondisi tersebut ia jalani sendiri karena telah bercerai dengan istrinya dan sang anak yang memilih ikut dengan ibunya. Sehingga ia hanya ditemani oleh tiga ekor sapi milik orang lain yang ia rawat.
Rudik menceritakan kesedihannya terlebih waktu hujan deras melanda maka dipastikan rumahnya mengalami kebocoran di beberapa sisi bagian.
"Saya sudah tujuh tahun di sini, setelah ibu saya meninggal dunia. Tanah ini hasil pemberian Mbah. Alasan tinggal di sini karena saya ingin mandiri, gak mau merepotkan siapa-siapa. Susah senang ya dijalani saja," imbuhnya.
Disinggung terkait bantuan dari Pemkot Batu, ia mengaku sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan bantuan baik dari tingkat desa hingga tingkat pusat.
Rudik juga hanya bisa menahan lapar dengan meminum air putih dan berteman dengan kegelapan ketika token listrik telah habis terpakai.
"Selama ini saya gak pernah dapat bantuan, gak tau kenapa. Mungkin gara-gara kartu keluarga (KK) saya masih menjadi satu dengan bapak, saya berharap ada uluran tangan dari pemerintah kalau memang ada. Namun kalau tidak ada maka kami jalani saja apa adanya san bekerja seperti biasanya agar dapat memenuhi kebutuhan," tandasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?