IPM Jawa Timur 2024 Tumbuh 0,938 Persen, Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
IPM Jawa Timur 2024 meningkat 0,938% mencapai 75,35, didukung percepatan HLS 0,37% dan RLS 2,10%. Kabupaten Lumajang catat pertumbuhan tertinggi, menunjukkan tren positif pembangunan manusia.
SURABAYA, SJP - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur Tahun 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,938 persen dibandingkan tahun 2023. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Zulkipli pada agenda pers rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (2/12/2024).
"IPM Jawa Timur tahun 2024 mencapai 75,35 atau meningkat sebesar 0,938 persen dibandingkan tahun 2023.Pertumbuhan IPM tahun 2024 ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di tahun sebelumnya dan rata-rata pertumbuhan selama periode 2020–2023," ujar Zulkipli, di Lt.2, Ruang Vicon, kantor BPS Jatim, Surabaya.
Peningkatan IPM tersebut, dikatakan Zulkipli, dikarenakan dukungan dari perbaikan di seluruh indikator pembentuknya. Salah satunya didukung oleh dimensi pengetahuan, yang terdiri dari dua indikator dengan percepatan pertumbuhan, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 0,37 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,07 persen dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 2,10 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,00 persen.
"HLS penduduk usia 7 tahun ke atas dan Rata-Rata Lama Sekolah atau RLS penduduk usia 25 tahun ke atas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun," ungkap Zulkipli.
Selama periode 2020 hingga 2024, Zulkipli menyebutkan, HLS Jawa Timur rata-rata meningkat 0,45 persen per tahun, sementara RLS meningkat 1,57 persen per tahun.
"HLS tahun 2024 meningkat 0,05 tahun (0,37 persen) dibandingkan tahun 2023, melambat dibandingkan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 2020-2023 atau setara dengan 0,48 persen," sebut Zulkipli.
Indikator selain dimensi pengetahuan, Zulkipli mengatakan, ada Umur Harapan Hidup saat lahir atau UHH dan Pengeluaran Riil per Kapita pertumbuhannya.
"Indikator ini sedikit melambat, untuk UHH dari 0,40 persen tahun 2023 menjadi 0,27 persen pada tahun 2024 dan Pengeluaran Riil per Kapita dari 3,58 persen tahun 2023 menjadi 3,47 persen pada tahun 2024, Jawa Timur menduduki posisi pertama provinsi yang siswanya banyak diterima di jalur SNBP 2024," ujar Zulkipli.
Zulkipli menuturkan, UHH saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebut, dimensi umur panjang dan hidup sehat. Ia menjabarkan, selama periode 2020 hingga 2024, UHH telah meningkat sebesar 0,86 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,29 persen per tahun.
"Pada tahun 2020, UHH Jawa Timur adalah 74,21 tahun dan pada tahun 2024 mencapai 75,07 tahun. UHH tahun 2024 meningkat 0,20 tahun atau 0,27 persen dibanding tahun sebelumnya, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 2020-2023, 0,30 persen per tahun," tuturnya.
Dimensi lain sebagai indikator pendukung pertumbuhan IPM, Zulkipli memaparkan, ialah dimensi yang mewakili pembangunan manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan.
"Pada tahun 2024, pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan masyarakat Jawa Timur mencapai Rp12,85 juta per tahun. Capaian ini meningkat 431 ribu rupiah 3,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 2020-2023 yang sebesar 2,30 persen," papar Zulkipli.
Dengan berbagai indikator pendukung pertumbuhan IPM tersebut, Zulkipli menyimpulkan, di tahun 2024 Jawa Timur 2024 masuk dalam kategori tinggi, yaitu pada rentang 70 – 80.
"Selain itu, terdapat tujuh Kabupaten/Kota masuk dalam kategori IPM sangat tinggi, 28 Kabupaten/Kota dalam kategori tinggi, dan 3 Kabupaten dalam kategori sedang. Dan wilayah yang mengalami pertumbuhan IPM tertinggi di tahun 2024 adalah Kabupaten Lumajang 1,36 persen, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Mojokerto 0,6 persen," ungkap Zulkpli. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?