Meriahnya Fête de la Musique 2024 di Surabaya: Dari Jazz Malaysia Hingga Breakdance Prancis

Fête de la Musique dirancang untuk mempromosikan musik dalam berbagai bentuknya, tidak terkecuali sebagai salah satu cara untuk mendorong musisi amatir maupun profesional tampil di tempat-tempat umum.

16 Jun 2024 - 21:15
Meriahnya Fête de la Musique 2024 di Surabaya: Dari Jazz Malaysia Hingga Breakdance Prancis
Salah satu penampilan bernyanyi salah satu peserta dalam Fête de la Musique 2024 (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Musik merupakan salah satu bentuk seni yang paling tua dan universal di dunia. Bahkan dari zaman pra sejarah, manusia terbukti sudah menggunakan musik untuk mengekspresikan perasaan, menceritakan kisah, dan menyatukan komunitas.

Kepopuleran musik tidak sirna hingga era modern seperti sekarang, hal tersebut dikarenakan musik mampu melintasi batas-batas bahasa dan budaya pendengarnya di manapun mereka berada.

Fête de la Musique atau yang secara harfiah berarti Hari Musik Dunia sudah rutin dirayakan oleh berbagai negara setiap tahun pada tanggal 21 Juni, ini merupakan bukti kecintaan dunia terhadap musik.

Di Indonesia, perayaan Fête de la Musique juga bisa dirasakan karena Institut Francais Indonesie (IFI) yang merupakan Pusat Kebudayaan Prancis turut menggelar Fête de la Musique 2024, bertempat di halaman IFI Kompleks AJBS, Surabaya.

Saat ditemui ditengah-tengah acara, Sandra Vivier selaku Directrice IFI Surabaya menjelaskan bahwa perayaan ini dimulai pertama kali pada tahun 1982 di Paris, Prancis dan sejak itu telah berkembang menjadi acara global yang dirayakan di lebih dari 120 negara, termasuk Indonesia.

"Ini adalah event rutin atau reguler yang sudah berjalan setidaknya 40 tahunan, dan di Paris sendiri selalu digelar di sekitar 800 Kota," ujar Vivier, Minggu (16/6).

Vivier juga membeberkan alasan mengapa perayaannya dilaksanakan pada tanggal 21 Juni, yakni karena tanggal tersebut juga bertepatan dengan hari pertama musim panas di Prancis atau Eropa secara umum.

"Di Eropa musimnya berfariasi, termasuk adanya musim dingin yang membuat masyarakat tidak bisa keluar untuk berjalan-jalan dan menikmati matahari," paparnya.

"Dan karena 21 Juni merupakan hari pertama musim panas dan memiliki waktu siangnya yang lebih panjang, menjadikannya hari yang pas untuk merayakan hal-hal menyenangkan termasuk musik," imbuh Vivier.

Baginya, Fête de la Musique dirancang untuk mempromosikan musik dalam berbagai bentuknya, tidak terkecuali sebagai salah satu cara untuk mendorong musisi amatir maupun profesional tampil di tempat-tempat umum.

"Karena itu konsepnya selalu open stage (panggung terbuka) di lapangan luas dan bisa diikuti (ikut bernyanyi) maupun sebatas dihadiri (menjadi penonton) oleh masyarakat umum," ungkapnya.

Rangkaian kegiatan dalam Fête de la Musique 2024 oleh IFI sendiri terdiri dari pentas menyanyi lagu-lagu berbahasa Prancis (French Karaoke Challenge), kompetisi K-Pop Dance, lomba melukis, penampilan Tharsan Sharma yang merupakan kelompok jazz asal Malaysia dan penampilan Celia Noreen & Friends yakni grup jazz dari Surabaya. 

Dan yang tidak jalah menarik adalah kehadiran Legiteam Obstruxion yang merupakan kelompok breakdance yang didatangkan langsung oleh IFI dari Prancis.

"Kami menghadirkan pemain breakdance langsung dari Prancis karena di Olimpiade Prancis tahun ini, untuk pertama kalinya ajang Breakdance masuk dan dilombakan dalam olimpiade," ucap Vivier.

Di halaman AJBS juga terdapat berbagai booth kuliner dan suvenir untuk menghadirkan sisi sosial dalam acara, karena Hari Musik Dunia tidak hanya ditujukan untuk mempromosikan musik, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan budaya, hingga menyatukan berbagai lapisan masyarakat daru berbagai latar belakang budaya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow