Memperingati September Hitam, Puluhan Mahasiwa Vokasi Unesa Berunjuk Rasa

Aksi tersebut digelar dalam rangka mengingatkan kembali mengenai rentetan sejarah kelam kasus non-kemanusiaan dan pelanggran HAM yang kini disebut September Hitam.

22 Sep 2023 - 15:00
Memperingati September Hitam, Puluhan Mahasiwa Vokasi Unesa Berunjuk Rasa
Puluhan Mahasiswa Unesa saat berunjuk rasa di depan Gedung Grahadi Surabaya (Foto : Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Vokasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan demonstrasi di depan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya pukul 16.00 WIB yang diikuti oleh puluhan Mahasiswa Vokasi Unesa lainnya.

Aksi tersebut digelar dalam rangka mengingatkan kembali mengenai rentetan sejarah kelam kasus non-kemanusiaan dan pelanggran HAM yang kini disebut September Hitam.

"Tujuan gerakan ini ialah untuk memperingati September Hitam, dimana kita tahu betul masih banyak kejadian kelam terkait Hak Asasi Manusia (HAM), bahkan dari survei yang kami lakukan menunjukkan bahwa banyak masyarakat tidak tahu apa itu September Hitam," jelas Ryu Adi Firmansyah selaku Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM Vokasi Unesa (22/9/2023).

Ryu menjelaskan aksi simbolik ini dihadiri sekitar 35 orang mahasiswa dengan tujuan memberikan atensi dan mengingatkan kembali kepada masyarakat mengenai kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan.

"Meskipun gerakan ini dilakukan di depan gedung grahadi, kami tidak berfokus pada reapon dari pemerintah, namun lebih diarahkan ke masyarakat dengan cara turun aksi dan juga menyebarkan melalui pemanfaatan media sosial," lanjut Ryu.

Meskipun nantinya gerakan seperti ini tidak dilakukan di bulan September, Ryu merasa Pemerintah seharusnya sudah mengerti bahwa kasus HAM memang harus bisa diselesaikan, dimana pada faktanya banyak kasus HAM berat yang sampai saat ini belum terselesaikan.

"Kami tidak berfokus pada kasus tertentu, ini sifatnya lebih general mengenai kasus pelanggaran HAM dan menagih janji presiden Jokowi mengenai penuntasan kasus pelanggaran HAM di tahun 2014. Contoh kasus yang masih berjalan ya seperti penutupan kasus Munir dan adanya salah satu calon presiden di pemilu mendatang yang dulu pernah terlibat kasus pelanggaran HAM berat," tutur Ryu.

Ryu mengutarakan bahwa adanya antusias untuk membuka kembali kasus kasus pelanggaran HAM berat yang ditutup tanpa penyelesaian secara paripurna. Karena tidak ada kepuasan bahkan aktivis lain juga kecewa perihal itu.

"Gerakan ini seharusnya sudah dimulai pada pukul 15.00 WIB, namun karena permasalahan teknis terutama perihal birokrasi, jadi sedikit mundur dari jadwal. Di lain sisi, aparat cukup kooperatif kepada kami dan membantu memberikan ruang dan keamanan kepada kami untuk melakukan orasi dan demonstrasi," ungkap Ryu perihal kondisi demonstrasi.

Dalam Press Release yang disebarkan oleh pihak demonstran, selain keinginan mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM, adapun tuntutan lain seperti kecaman terhadap pembungkaman pendapat, menuntut jaminan HAM, respon Jokowi terhadap kritik yang berujung penangkapan dan akses pemulihan terhadap korban.

Ryu menuturkan bahwa meski tidak menampik adanya andil organisasi ekstra kampus dalam gerakan ini, di tegaskan kembali oleh Ryu bahwa tidak ada kepentingan politik apapun dalam gerakan ini.

"Kami berharap untuk kedepan, terutama kaum muda bisa membuka mata terhadap berbagai isu yang sedang marak, apapun isunya. Karena sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak kaum muda yang lebih memilih menjadi apatis, jadi kami ingin gerakan ini bisa menjadi pijakan awal dari gerakan-gerakan lain yang bersifat berkelanjutan," tutup Ryu kepada suarajatimpost.com. (*)

Editor : Queen Ve

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow