MediTwin, Sistem Penanganan Kesehatan Berbasis Metaverse Karya Tim Mahasiswa ITS

MediTwin, inovasi tim mahasiswa ITS berupa sistem penanganan kesehatan personalisasi berbasis metaverse sebagai upaya peningkatkan efektivitas penanganan kesehatan di Indonesia.

03 May 2024 - 21:50
MediTwin, Sistem Penanganan Kesehatan Berbasis Metaverse Karya Tim Mahasiswa ITS
Isabelle Jessica Tjitalaksana, kenalkan gagasan timnya berupa sistem penanganan medis berbasis metaverse bernama MediTwin (Humas ITS/SJP)

Surabaya, SJP - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan inovasi baru di bidang kesehatan, yakni sistem penanganan kesehatan personalisasi berbasis Metaverse yang mereka namakan MediTwin. 

Inovasi ini ditujukan sebagai upaya peningkatan kualitas penanganan medis di Indonesia agar mampu mencapai sistem kesehatan yang lebih efektif, efisien, dan bebas dari kesalahan (Zero Error).

Firza Aji Zunaarta, selaku ketua tim menyatakan bahwa saat ini banyak kasus kesehatan di Indonesia ditangani secara umum tanpa mempertimbangkan perbedaan genetik dan gaya hidup individu.

“Personalized medicine akan mempertimbangkan kombinasi obat dan penanganan yang sesuai dengan latar belakang pasien, sehingga meminimalkan risiko kegagalan dalam penanganan medis,” ujar Firza, Jumat (3/5).

Tim yang dibimbing oleh Eko Agus Suprayitno SSi MT ini juga menginisiasi integrasi database medis dalam MediTwin, dikarenakan data rekam medis adalah salah satu poin penting dalam penanganan kesehatan seseorang.

Firza juga membeberkan bahwa dengan MediTwin, nantinya data rekam medis berupa riwayat penyakit dan berobat akan melekat pada identitas setiap individu seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Dengan data tersebut, memungkinkan tenaga medis untuk membuat pemodelan yang sesuai untuk setiap pasien.

Sedangkan penggunaan metaverse dalam MediTwin dilakukan untuk mengurangi risiko kegagalan pada pasien melalui fitur simulasi menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

Adapun Benedicta Sabdaningtyas Pratita Pratanjana, yang juga merupakan anggota tim menekankan bahwa pengembangan MediTwin akan dilakukan secara bertahap selama 10 tahun.

“Tak hanya itu, dukungan pemerintah juga dibutuhkan dalam pembentukan regulasi serta perluasan jaringan di Indonesia,” tuturnya

Mewakili Tim, Dicta berharap bahwa inovasi ini akan membantu meningkatkan efektivitas penanganan kesehatan di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi untuk meminimalkan kesalahan.

Sebagi informasi tambahan, gagasan dari tim ini juga telah meraih medali perunggu dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke-36 tahun 2023 dalam kategori presentasi untuk Program Kreativitas Mahasiswa - Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT). (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow