Marak Kejahatan Seksual oleh Pemuka Agama, Quraish Shihab Imbau Masyarakat Waspada

Kasus kejahatan seksual yang melibatkan pemuka agama belakangan ini memicu keprihatinan. Menanggapi hal ini, cendekiawan Islam Quraish Shihab mengingatkan masyarakat untuk lebih hati-hati dalam memilih teman dan guru agama

12 Nov 2024 - 14:04
Marak Kejahatan Seksual oleh Pemuka Agama, Quraish Shihab Imbau Masyarakat Waspada
Cendikiawan ilmu Al-Qur'an, Quraish Shihab (Foto: Beritasatu.com/Mita Amalia Hapsari)

Suarajatimpost.com - Kasus kejahatan seksual yang melibatkan pemuka agama belakangan ini memicu keprihatinan. Menanggapi hal ini, cendekiawan Islam Quraish Shihab mengingatkan masyarakat untuk lebih hati-hati dalam memilih teman dan guru agama. Menurutnya, orang tua memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak agar tidak terjerumus pada ajaran yang menyimpang.

Quraish, yang juga mantan Menteri Agama, menyarankan agar orang tua memberikan pendidikan dan peringatan kepada anak-anaknya untuk menjaga mereka dari pengaruh negatif. Ia menekankan pentingnya membentengi diri dan keluarga dari orang-orang yang mengaku sebagai pemuka agama, namun sebenarnya tidak memiliki kualifikasi atau niat baik.

"Saya ingin imbau masyarakat, orang tua, agar memberikan pendiikan dan peringatan kepada anak-anaknya. Kita harus membentengi diri, keluarga kita dan anak-anak dari terjadinya hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama dan yang mengatasnamakan sesuatu padahal sebenarnya dia tidak menyandang sesuatu itu (status pemuka agama)," ujar Quraish dalam dialog Majelis Hukuma Indonesia di Jakarta, Senin (11/11/2024).

Quraish juga mengingatkan bahwa untuk mengenali pemuka agama yang benar-benar layak dijadikan guru, masyarakat perlu menilai dari sikap dan perilaku sehari-hari mereka. "Lihatlah bagaimana sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita tidak langsung tahu, tapi perhatikan terus. Kita harus pandai-pandai memilih teman," tambah ulama berusia 80 tahun itu.

Kekhawatiran tersebut muncul setelah sejumlah kasus kejahatan seksual yang melibatkan oknum yang berpura-pura menjadi pemuka agama. Pada awal Oktober 2024, misalnya, Polres Metro Kota Tangerang menetapkan tiga tersangka—Sudirman (49), Yusuf Bachtiar (30), dan Yandi Supriyadi (28)—dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak di sebuah panti asuhan di Tangerang, Banten. Sudirman, yang juga dikenal sebagai ustaz dan pernah tampil di televisi, diduga telah melakukan kekerasan seksual terhadap lebih dari 40 anak yang ada di panti asuhannya yang beroperasi tanpa izin sejak 2006.

Di Bekasi, pada September 2024, beredar video warga yang mendatangi pondok pesantren di Kecamatan Karangbahagia setelah mendengar kabar mengenai pelecehan terhadap santriwati. Polisi mengungkapkan bahwa pelecehan terhadap lima santriwati tersebut berlangsung antara 2020 hingga 2024, dilakukan oleh dua ustaz, ayah dan anak, yakni SM (51) alias Sudin dan MHS (29) alias Muhammad Hadi Sopyan. Kedua tersangka memanfaatkan posisi mereka untuk melakukan pelecehan dengan berpura-pura membangunkan santriwati. 

Pada 8 Oktober 2024, Sudin ditemukan meninggal dunia di tahanan Polres Metro Bekasi akibat gangguan pernapasan yang mendadak, meskipun telah dibawa ke rumah sakit Polri Kramat Jati.

Di sisi lain, kasus serupa terjadi di Sumberlawang, Kabupaten Sragen, di mana seorang ustaz berinisial S (55) diduga melakukan kekerasan seksual terhadap murid ngajinya, V (16). Korban dilaporkan telah disetubuhi sebanyak tujuh kali dan mengalami pelecehan lebih dari sepuluh kali sejak 2022.

Kejadian-kejadian ini menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam memilih pemuka agama, agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan wewenang yang justru merugikan orang lain, terutama anak-anak dan remaja. (**)

sumber: beritasatu.com 

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow