Malang Jadi Kota Kreatif Dunia Lewat Pengembangan Ekraf
Perkembangan ekonomi kreatif ini tidak bisa lepas dari pulihnya sektor pariwisata yang menjadi lokomotif terkereknya gerbong-gerbong ekonomi, termasuk ekonomi kreatif.
Malang, SJP - Pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Malang sangat menjanjikan. Data menunjukkan, pada 2022, sumbangan ekraf pada perkembangan ekonomi mencapai 10,01 persen, meningkat tajam dari 2021 yang hanya mencapai 3,47 persen.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai hal ini menandakan bahwa kondisi ekonomi Kota Malang telah mendekati pulih.
Perkembangan ekonomi kreatif ini tidak bisa lepas dari pulihnya sektor pariwisata yang menjadi lokomotif terkereknya gerbong-gerbong ekonomi, termasuk ekonomi kreatif.
Di sisi lain, Provinsi Jawa Timur juga gencar dalam mengembangkan ekonomi kreatif, salah satunya dengan pengembangan East Java Super Corridor (EJSC), menjadi creativehub inkubasi bisnis pelaku UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah Bakorwil Malang, dimana Malang Raya menjadi bagian di dalamnya.
Keseriusan Pemda di Malang Raya dalam pengembangan ekonomi kreatif juga ditunjukkan dengan pembangunan berbagai sarana pendukung.
Di Kota Malang selangkah lebih maju dengan pembangunan Malang Creative Center (MCC) sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif, termasuk ekonomi digital (startup).
Di wilayah Malang Raya juga didukung dengan menjamurnya co-working space yang dapat dimanfaatkan oleh talenta-talenta muda pelaku ekonomi kreatif.
Dengan segera beroperasinya KEK Singhasari, maka amunisi percepatan pembangunan ekonomi, khususnya ekonomi kreatif akan terus menjanjikan di masa mendatang.
Menurut dia, sarana dan prasarana yang telah ada sangat kondusif untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif di wilayah Malang Raya.
Meski begitu, pelaku ekonomi kreatif masih harus diberikan fasilitasi untuk sertifikasi standarisasi produk, baik sertifikasi halal, sertifikasi BPOM, maupun sertifikasi perizinan lainnya.
Selain itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi terkait riset dan pengembangan di kampus dapat didiseminasikan kepada pelaku ekonomi kreatif di wilayah Malang Raya.
Wakil Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang, Vicky Arief H, membenarkan sinyalemen tersebut.
Menurutnya, implementasi di Malang, ada 14 perguruan tinggi yang berkomitmen mengembangkan ekraf di Malang lewat berbagai penelitiannya.
Di antaranya, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Malik Ibrahim, Politeknik Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Islam Malang, Universitas Widya Gama Malang, Universitas Merdeka Malang, Universitas Kanjuruhan Malang, STIKI Malang, STIE Malangkucecwara Malang, Universitas Wisnuwardhana, Universitas Binus Malang, dan Universitas Machung yang tergabung dalam Academic Association of Creative Economy.
Kolaborasi antar pemangku kepentingan dan penyediaan sarana dan prasarana, kata Joko, akan menjadi modal kuat dalam pengembangan produk, variasi produk, maupun men-trigger kreativitas dan inovasi secara berkelanjutan.
Akses permodalan yang semakin mudah, dimana APBD menjadi bridging dalam penyediaan modal murah yang disalurkan melalui BUMD sektor keuangan juga dibutuhkan.
Kolaborasi dengan market place dan media massa juga terus diperkuat dalam rangka meningkatkan branding dan akses pemasaran.
Kekuatan ini akan semakin bertambah dengan semakin berkembangnya ekonomi digital di berbagai subsektor ekonomi, termasuk literasi keuangan dan kemudahan dalam transaksi pembayaran melalui QRIS atau nontunai lainnya.
“Dengan potensi dan daya dukung yang ada, ekonomi kreatif akan menjadi lokomotif baru penggerak roda perekonomian daerah yang lebih terjaga tingkat keberlanjutannya, karena kreativitas tidak akan pernah mandeg,” kata Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya itu.
Kota Kreatif Dunia
Vicky Arief H, menegaskan sumbangan ekraf pada PDRB Kota Malang yang tumbuh signifikan pada 2023 sebenarnya melalui proses yang panjang.
Kota Malang sebenarnya sudah menyusun peta jalan ekraf sejak 2017-2022. Dalam peta jalan ekraf tersebut, ada sektor-sektor yang perlu digarap, yakni SDM, akses permodalan, fasilitas infrastruktur fisik dan digital, program-program pemasaran bahkan ekspor, serta penurunan angka pengangguran.
"Untuk periode 2023-2028 memasuki periode aksi mempertajam program-program dalam roadmap,” katanya.
Pada 2025, rencana Pemkot Malang akan mendaftarkan Malang Kota sebagai Kota Kreatif ke Unesco. Syarat yang tengah dipenuhi, yakni dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan pendidikan dari Kota Kreatif untuk memperkuat jejaring global.
Yang menjadi PR, pemerataan skill dari pelaku ekraf, pemerataan bantuan dan dukungan permodalan sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekraf di Kota Malang.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, berkomitmen terus memacu ekraf agar terus berkembang dan sumbangannya pada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) lebih meningkat.
Menurutnya, 17 subsektor yang sudah diwadahi di MCC mampu menunjukkan eksistensinya dan memiliki andil tumbuhnya perekonomian di Kota Malang, bahkan saat pertumbuhan ekonomi Kota Malang melesat di angka 6,32 persen pada tahun 2022 lalu, yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam satu dasawarsa terakhir, sektor yang berkontribusi salah satunya adalah ekraf dengan menyumbang 10,01 persen.
Sektor ekraf juga mampu mengikis angka pengangguran terbuka di Kota Malang menjadi 7,22 persen pada 2022.
Data BPS pada tahun yang sama, angka kemiskinan juga terkoreksi menjadi 4,37 persen dan turun lagi di tahun 2023 menjadi 4,26 persen.
Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menegaskan Pemkot Malang sangat serius dalam pengembangan ekraf. Pengembangan ekraf sebagai salah satu sasaran strategis tujuan 2 dalam Rencana Pembangunan Daerah Kota Malang 2024-2026.
Tujuannya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata lewat ekonomi kreatif.
Asandra Salsabila, konsultan data dan AI, menambahkan, potensi pengembangan ekraf sangat besar.
Di Kota Malang menurutnya, generasi muda telah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap perkembangan teknologi, terutama dalam bidang perangkat lunak. Hal tersebut diketahui melalui gerakan #17an_MLG yang diselenggarakannya beberapa waktu lalu.
Untuk membuat ekraf di Kota Malang semakin maju, dia menyarankan, maka mutlak untuk memperkuat SDM di bidang teknologi, data, dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) menjadi krusial di era saat ini.
“Pengembangan AI sangat potensial bisadilakukan pelaku ekraf di Malang. Ekosistem sudah ada, SDM juga banyak,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi, menegaskan BI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekraf di Malang karena potensinya besar. Dengan keberadaan sekitar 62 perguruan tinggi, menjadi penyumbang signifikan SDM pelaku ekraf.
Pertumbuhan ekraf juga eksponensial sehingga berpotensi untuk dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah. Ekraf juga berpotensi dapat memasuki pasar ekspor sehingga positif untuk menjaga agar neraca perdagangan positif.
“BI Malang berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, terutama pada sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan,” ucapnya. (*)
Reporter: Choirul Anam
Editor: Trisukma
What's Your Reaction?