Kota Batu Masuki Status Siaga Darurat Bencana Hingga April 2025
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama berbagai unsur telah membentuk pasukan gabungan siaga bencana. Tim gabungan ini akan bersiaga penuh menghadapi musim hujan, terutama menjelang periode liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
KOTA BATU, SJP - Kota Batu resmi memasuki status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi mulai 1 November 2024 hingga 30 April 2025 mendatang, sesuai dengan prediksi musim penghujan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di wilayah Jawa Timur.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang meningkat seiring musim hujan tahun 2024-2025.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama berbagai unsur telah membentuk pasukan gabungan siaga bencana. Tim gabungan ini akan bersiaga penuh menghadapi musim hujan, terutama menjelang periode liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai pada Rabu (13/11/2024), menegaskan pentingnya kesiapsiagaan yang optimal dari seluruh elemen terkait, mulai dari ketersediaan peralatan hingga edukasi pengurangan risiko bencana. Mengingat Kota Batu memiliki potensi tinggi terhadap berbagai bencana, upaya antisipasi perlu melibatkan seluruh pihak secara terpadu.
“Penetapan status darurat bencana hidrometeorologi ini adalah langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan bersama. Dalam menghadapi ancaman bencana, kita perlu bergerak bersama secara multihelix,” kata Aries.
Ia menjelaskan, ada enam ancaman utama yang menjadi fokus kewaspadaan, yaitu tanah longsor, banjir bandang, banjir genangan, gempa bumi, letusan gunung api, cuaca ekstrem, angin kencang, dan kebakaran hutan.
Aries juga mengungkapkan tren peningkatan kejadian bencana di Kota Batu setiap tahun. Pada 2023, tercatat 206 kejadian bencana, 72 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi.
Hingga Oktober 2024, sudah tercatat 88 kejadian, yang didominasi bencana hidrometeorologi. Secara rinci, bencana tanah longsor mencapai 41 persen, banjir 16 persen, angin kencang 31 persen, dan kebakaran hutan lahan 12 persen.
Melihat kondisi ini, Aries mengarahkan tim gabungan untuk mengevaluasi kesiapsiagaan, memeriksa kembali peralatan dan sarana prasarana, serta meningkatkan kapasitas melalui pelatihan dan simulasi secara berkala. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektoral antara berbagai lembaga, termasuk TNI-Polri, guna memperkuat kesiapsiagaan.
Di lingkungan sekolah, Aries tak lupa menginstruksikan pemeriksaan sarana prasarana agar risiko terhadap anak-anak dapat diminimalisir. Pemetaan daerah rawan bencana juga telah dilakukan oleh Pemkot Batu, sebagai bagian dari antisipasi untuk melindungi warga dari ancaman yang ada.
"Mari kita peduli terhadap lingkungan. Jika ada tanda-tanda bahaya, segera laporkan agar risiko dapat diminimalisir, jangan takut untuk selalu memperhatikan komunikasi dan peduli terhadap lingkungan sekitar," tandasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?