Kerancuan Data, Dinkes Batu Bakal Sensus Ulang Jumlah Balita
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Aditya Prasaja mengonfirmasi pada Senin (26/8/2024) bajwa data jumlah balita yang dirilis oleh instansi tersebut berbeda-beda. Kemenkes RI mencatat sekitar 16 ribu balita di Kota Batu, sementara Dispendukcapil Kota Batu mencatat sekitar 13 ribu balita dan data dari Dinkes Kota Batu menunjukkan jumlah balita sebanyak 11.568 yang tercatat dari setiap posyandu di wilayah tersebut.
Kota Batu, SJP - Dalam upaya menangani kerancuan data jumlah anak di bawah lima tahun (balita) yang terjadi antara Kemenkes RI, Dispendukcapil, dan data Posyandu tiap desa di Kota Batu, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat telah memutuskan untuk segera melakukan sensus ulang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Aditya Prasaja mengonfirmasi pada Senin (26/8/2024), data jumlah balita yang dirilis oleh instansi tersebut berbeda-beda.
Kemenkes RI mencatat sekitar 16 ribu balita di Kota Batu, sementara Dispendukcapil Kota Batu mencatat sekitar 13 ribu balita dan data dari Dinkes Kota Batu menunjukkan jumlah balita sebanyak 11.568 yang tercatat dari setiap posyandu di wilayah tersebut.
Perbedaan data signifikan terlihat dari selisih antara data Posyandu dengan data Kemenkes RI yang mencapai 4,5 ribu jiwa, serta selisih dengan data Dispendukcapil Kota Batu sebanyak 1,5 ribu jiwa.
"Oleh karena itu, sensus ulang akan dilakukan guna mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai jumlah balita di Kota Batu," urainya.
Sensus ulang ini dianggap perlu, lantaran dapat membantu dalam mengetahui jumlah riil balita, serta mendukung program prioritas penanganan stunting.
Karena dari 11.568 balita yang menjadi sasaran, hanya 10.969 balita yang telah mengakses layanan posyandu, sementara balita yang terkonfirmasi mengalami stunting sebanyak 1.193.
"Validasi data melalui sensus ulang dianggap penting karena data ini akan menjadi dasar untuk sosialisasi pentingnya akses ke posyandu. Di posyandu, perkembangan tumbuh kembang anak dapat dipantau dengan baik, terutama untuk anak-anak yang mengalami stunting," imbuhnya.
Sehingga penting untuk terus meningkatkan kualitas tahap tumbuh kembang anak, mulai dari pemberian ASI eksklusif hingga asupan makanan bergizi setelah usia 6 bulan serta program pendukung lainnya dan harus diberikan dengan tepat sasaran. (*)
Editor: Rizqi ArdianĀ
What's Your Reaction?